Oleh: Nunung Harjantik SK., S.Psi.
Mengajar Kelas 7 Mata Pelajaran Bimbingan Konseling
SMP N 3 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah

Dalam konteks pendidikan, bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa mencapai potensi akademik dan pribadi mereka. Salah satu aspek penting dalam perkembangan pribadi adalah keterampilan sosial. Keterampilan sosial siswa merupakan aspek penting dalam perkembangan mereka sebagai individu yang mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Melalui pemahaman diri yang mendalam, siswa dapat mulai memahami pola-pola perilaku dan motivasi pribadi yang mungkin mempengaruhi interaksi mereka dengan orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Elliott, Bohart, Watson, dan Greenberg (2011), “Empathy” merupakan keterampilan penting dalam keterampilan sosial. Kemampuan merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat membantu siswa berhubungan dengan lebih baik dan merespons dengan lebih tepat dalam situasi sosial.

Keterampilan sosial memainkan peran sentral dalam interaksi sosial dan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, pendekatan bimbingan konseling yang efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa sangat penting. Salah satu pendekatan yang diterapkan di SMP N 3 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah adalah pendekatan humanistik. Pendekatan humanistik dalam bimbingan konseling memiliki fokus utama pada pengembangan pribadi dan pertumbuhan seseorang sebagai individu yang utuh. Pendekatan ini menekankan pentingnya self-actualization atau aktualisasi diri, di mana seseorang mencapai potensi maksimal mereka melalui pemahaman diri yang mendalam dan penerimaan diri sendiri. Pendekatan ini beranggapan bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan potensi untuk tumbuh dan berkembang secara positif.

Salah satu tokoh terkemuka dalam pendekatan humanistik adalah Carl Rogers (1961), yang mengembangkan teori konseling yang dikenal sebagai “terapi konseling client-centered” atau “terapi non-direktif.” Pendekatan ini menempatkan klien sebagai pusat perhatian, di mana konselor bertindak sebagai fasilitator untuk membantu klien menjalani proses eksplorasi diri dan pemahaman diri. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini telah diadaptasi menjadi metode yang efektif dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial melibatkan kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Keterampilan ini mencakup aspek-aspek seperti kemampuan berbicara empati, mendengarkan dengan baik, bekerja dalam tim, mengatasi konflik, dan membangun hubungan yang sehat. Siswa yang memiliki keterampilan sosial yang kuat cenderung lebih sukses dalam lingkungan sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pendekatan humanistik dalam bimbingan konseling dapat sangat efektif dalam membantu siswa meningkatkan keterampilan sosial mereka. Metode ini memberikan lingkungan yang mendukung di mana siswa merasa diterima dan dihargai tanpa penilaian negatif. Dengan merasa aman dan diterima, siswa lebih cenderung untuk membuka diri, berbicara tentang pengalaman mereka, dan mengidentifikasi area di mana mereka ingin meningkatkan keterampilan sosial. Pendekatan humanistik juga mendorong pemahaman diri yang lebih mendalam. Siswa diajak untuk merenung tentang nilai-nilai, kepercayaan, dan motivasi pribadi mereka. Ini membantu mereka memahami alasan di balik perilaku mereka dan mengidentifikasi pola-pola yang mungkin perlu diubah. Melalui refleksi ini, siswa dapat mengembangkan kesadaran diri yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat membantu mereka mengatasi hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Dalam mengimplementasikan pendekatan humanistik pada bimbingan konseling untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas 7 SMP N 3 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Guru BK menciptakan lingkungan yang mendukung di mana siswa merasa diterima dan dihargai. Hubungan positif antara Guru BK dan siswa adalah dasar untuk membuka komunikasi yang efektif. (2) Guru BK mengajak siswa untuk merenung tentang diri mereka sendiri, nilai-nilai, dan motivasi pribadi. Ini dapat dilakukan melalui diskusi terbuka, jurnal pribadi, atau kegiatan refleksi. (3) Guru BK mengajak siswa untuk mengembangkan kemampuan berempati dengan merasakan dan memahami perasaan orang lain. Latihan peran atau simulasi sosial dapat membantu mengembangkan kemampuan ini. (4) Guru BK membantu siswa meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, termasuk mendengarkan aktif dan mengungkapkan diri dengan jelas. (5) Guru BK memfasilitasi dan membimbing siswa untuk mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif dan membangun.

Pendekatan humanistik dalam bimbingan konseling membawa nilai-nilai penting seperti penerimaan diri, pemahaman diri yang mendalam, dan pengembangan empati. Dalam konteks Pendidikan dan berdasarkan studi di SMP N 3 Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, pendekatan humanistik dapat digunakan untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan sosial mereka, yang pada gilirannya akan membantu mereka sukses dalam interaksi sosial dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pendekatan ini memiliki potensi besar untuk diintegrasikan ke dalam program bimbingan konseling di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kualitas hidup siswa secara keseluruhan.