Oleh: Sri Wahyuni, S.Pd.
Mengajar Kelompok A-2
TK N Pembina Pati

Dalam proses perkembangan bahasa dan kognisi anak usia dini, kemampuan menyimak memiliki peran yang sangat penting. Menyimak adalah kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang diterima melalui pendengaran. Anak-anak usia dini yang memiliki kemampuan menyimak yang baik cenderung memiliki dasar yang kuat dalam pemahaman bahasa, pengembangan kognitif, serta kemampuan sosial. Menyimak pada anak usia dini berkaitan erat dengan perkembangan kognitif dan Bahasa (Pritchard, 2019).

Menyimak bukan hanya sekadar mendengarkan kata-kata, tetapi juga melibatkan pemahaman, penafsiran, dan respon terhadap informasi yang didengar (Adelila, 2017). Kemampuan menyimak adalah dasar dari perkembangan bahasa. Anak-anak belajar memahami pola suara, intonasi, dan arti kata-kata melalui proses mendengarkan. Dengan kemampuan menyimak yang baik, anak-anak dapat memahami instruksi, mengenali kata-kata baru, dan membangun kosakata yang lebih kaya. Proses menyimak melibatkan pemrosesan informasi secara aktif dalam otak. Anak-anak belajar mengidentifikasi dan memahami informasi yang relevan, mengabaikan informasi yang tidak relevan, dan menghubungkan ide-ide yang berbeda. Hal ini berkontribusi pada pengembangan kognisi dan kemampuan berpikir logis (Guntur, 2008).

Kemampuan menyimak pada anak usia dini sering kali menghadapi beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa, kognisi, dan interaksi sosial mereka. Anak-anak usia dini cenderung memiliki keterbatasan dalam memusatkan perhatian mereka pada satu hal dalam waktu yang lama. Gangguan pemusatan perhatian ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mendengarkan dengan fokus dan memahami informasi secara keseluruhan. Beberapa anak juga mungkin mengalami masalah pendengaran atau gangguan mendengar yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mendengarkan dan memproses suara dengan baik. Ini dapat menyebabkan mereka kesulitan dalam mengenali kata-kata, mengikuti instruksi, atau memahami cerita. Kemampuan menyimak anak usia dini juga dapat terhambat jika mereka tidak mendapatkan pengarahan dan stimulasi yang memadai dari orang tua atau guru. Interaksi yang terbatas dengan orang dewasa atau anak-anak sebaya dapat mengurangi kesempatan untuk berlatih mendengarkan dan berbicara (Hasanah, 2022).

Dalam keseluruhan, penting untuk memahami bahwa kemampuan menyimak bukanlah sekadar keterampilan pasif, tetapi merupakan fondasi penting dalam perkembangan komprehensif anak usia dini. Mendorong dan mengembangkan kemampuan ini melalui berbagai aktivitas dan interaksi dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perkembangan mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, pengembangan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak usia dini perlu diperhatikan (Benny, 2009).

Salah satu metode yang diterapkan di TK N Pembina Pati untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak adalah dengan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini telah lama diakui sebagai pendekatan yang efektif. Media pembelajaran tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih menarik, tetapi juga membantu anak-anak memahami konsep dengan lebih baik. Pop-up storybook interaktif adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang muncul dengan inovasi baru. Media ini menggabungkan unsur cerita naratif dengan elemen interaktif yang dapat merangsang keterlibatan anak-anak dalam proses belajar (Dewanti, 2018).

Pop-up storybook interaktif memberikan pengalaman belajar multisensori, karena anak-anak dapat melibatkan berbagai indera seperti penglihatan, pendengaran, dan kadang-kadang sentuhan. Ini membantu mereka memahami konten lebih baik dan mengingat informasi dengan lebih efektif. Elemen interaktif seperti suara dan animasi dapat membantu anak-anak memahami pengucapan, intonasi, dan arti kata-kata dengan lebih baik. Ini berkontribusi pada perkembangan keterampilan bahasa mereka (Elisa, 2018). Pop-up storybook interaktif dapat merangsang perkembangan kognitif anak-anak. Mereka belajar untuk mengidentifikasi pola-pola visual, mengikuti alur cerita yang kompleks, dan mengaitkan informasi yang berbeda. Anak-anak dapat menggali lebih dalam konten pop-up storybook interaktif secara mandiri. Mereka dapat mengulang cerita, mengulang animasi, atau menjalani berbagai pilihan yang ditawarkan oleh media ini. Penggunaan pop-up storybook interaktif dalam pembelajaran anak usia dini memiliki banyak manfaat dalam meningkatkan keterlibatan, pemahaman, dan perkembangan kognitif mereka (Laila, 2017).

Hasil penelitian di TK N Pembina Pati pada siswa kelompok A-2 mengindikasikan bahwa penggunaan media pop-up storybook interaktif secara positif mempengaruhi kemampuan menyimak anak usia dini. Faktor interaktivitas dalam media ini dapat meningkatkan keterlibatan anak-anak dalam proses belajar dan membantu mereka membangun pemahaman yang lebih baik terhadap materi cerita. Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial dan perkembangan bahasa. Studi ini menekankan pentingnya pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak usia dini. Media pop-up storybook interaktif terbukti menjadi alternatif yang menjanjikan dalam hal ini. Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, anak-anak dapat lebih terlibat dalam proses belajar dan mengembangkan kemampuan menyimak mereka secara signifikan.