Oleh: Tri Heny Pancawati, S.Pd.AUD.
Mengajar Kelompok B
TK PGRI Pabelan III, Mungkid, Magelang

Kemampuan motorik halus adalah keterampilan penting yang berkaitan dengan kontrol gerakan halus pada bagian tubuh tertentu, terutama pada jari-jari tangan dan pergelangan tangan (Rita, 2018). Kemampuan ini esensial dalam berbagai aktivitas sehari-hari, seperti menulis, menggambar, memasak, dan mengikat tali sepatu. Perkembangan kemampuan motorik halus pada anak usia dini memiliki peran yang krusial dalam mempersiapkan mereka untuk sukses dalam pendidikan dan kehidupan selanjutnya (Dinar, 2007).

Kemampuan motorik halus memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan anak, termasuk dalam pendidikan, interaksi sosial, dan kemampuan mengekspresikan diri. Kemampuan motorik halus memiliki keterkaitan yang kuat dengan kemampuan akademis, terutama dalam pembelajaran menulis dan membaca. Anak-anak yang memiliki kemampuan motorik halus yang baik lebih mudah dalam mengontrol pena atau pensil saat menulis, sehingga mampu menghasilkan tulisan yang lebih jelas dan terbaca. Kemampuan ini juga membantu anak dalam membentuk huruf-huruf dengan lebih akurat, yang merupakan langkah awal penting dalam pembelajaran membaca (Gozansky, 2017).

Kemampuan motorik halus memungkinkan anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui berbagai aktivitas artistik, seperti menggambar, mewarnai, dan membuat kerajinan tangan. Ketika anak mampu mengendalikan gerakan tangan dengan baik, mereka dapat menghasilkan karya seni yang lebih detail dan beragam, yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan pribadi. Selain itu, kemampuan motorik halus juga berperan dalam membantu anak menjadi lebih mandiri dalam aktivitas sehari-hari. Mampu mengancingkan kancing baju, mengikat tali sepatu, atau memegang sendok dengan tepat adalah contoh aktivitas yang memerlukan koordinasi otot-otot halus. Ketika anak memiliki keterampilan ini, mereka dapat lebih mandiri dan percaya diri dalam menjalankan tugas-tugas harian (Viliani, 2017).

Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu tahap pendidikan awal di mana anak-anak mengembangkan berbagai keterampilan dasar. Di usia ini, anak-anak memiliki tingkat plasticity atau plasticitas otak yang tinggi, yang berarti mereka lebih mudah untuk belajar dan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru. Oleh karena itu, memanfaatkan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi dapat sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan motorik halus anak.

Dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik halus anak, guru dan orang tua memiliki peran penting. Mereka dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang merangsang perkembangan motorik halus, seperti bermain dengan bahan kreatif, merakit puzzle, membuat kolase atau melibatkan anak dalam seni dan kerajinan tangan. Di TK PGRI Pabelan III, Mungkid, Magelang menerapkan pembelajaran melalui kegiatan kolase untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Pada kegiatan kolase yang dilakukan di TK PGRI Pabelan III, Mungkid, Magelang anak-anak diberi kesempatan untuk merasakan tekanan ringan yang diperlukan saat menyerut pensil. Mereka juga terlibat dalam memilih warna-warna pensil dan mengatur irisan pensil dalam bentuk serutan sesuai dengan kreativitas mereka. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi yang baik antara jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan mata.

Hasil analisis menunjukkan bahwa anak yang terlibat dalam kegiatan kolase media serutan pensil mengalami peningkatan yang signifikan dalam kemampuan motorik halus. Anak-anak menunjukkan peningkatan yang lebih baik dalam keterampilan menggenggam pensil dengan tepat, berkreasi warna membuat kolase, dan menghasilkan produk yang menarik. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan media serutan pensil dalam bentuk kegiatan kolase memiliki potensi untuk merangsang perkembangan otot-otot halus pada jari-jari tangan anak.

Penggunaan media serutan pensil dalam kegiatan kolase dapat memberikan dampak positif pada perkembangan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B TK PGRI Pabelan III, Mungkid, Magelang. Penggunaan bahan, seperti serutan pensil, mendorong anak-anak untuk mengatur gerakan tangan dengan lebih cermat dan memerlukan koordinasi antara penglihatan dan gerakan motorik serta imajinasi kreativitas anak. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, metode pembelajaran yang melibatkan aktivitas kreatif, seperti kolase, dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih holistik. Kegiatan tersebut tidak hanya membantu dalam perkembangan motorik halus, tetapi juga merangsang kreativitas, pemecahan masalah, dan pemahaman visual anak-anak.

Hasil studi ini menekankan pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang variatif dan menarik dalam mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini, terutama di tingkat Taman Kanak-Kanak B. Penggunaan kolase dengan media serutan pensil merupakan contoh yang efektif dalam meningkatkan koordinasi dan keterampilan motorik halus anak-anak. Oleh karena itu, guru dan orang tua dapat mempertimbangkan penerapan kegiatan semacam ini dalam pendekatan pembelajaran anak usia dini.