Oleh : Sunaryanto, S.Pd.SD
Guru SDN 03 Ngringo, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah

Berbicara di depan publik adalah keterampilan penting yang perlu dikembangkan oleh setiap individu sejak dini. Kemampuan berpidato tidak hanya menjadi fondasi penting dalam menghadapi tuntutan akademik, tetapi juga menjadi keterampilan sosial yang vital untuk sukses dalam kehidupan sehari-hari. Di era informasi dan komunikasi yang semakin maju seperti sekarang ini, menjadi seorang yang mahir berbicara di depan umum dapat menjadi keuntungan besar dalam mengejar berbagai kesempatan dan meraih prestasi.

Penulis sebagai guru kelas VI SDN 03 Ngringo, Jaten, Karanganyar menyadari pentingnya meningkatkan kemampuan berpidato siswa. Namun, metode pembelajaran konvensional mungkin tidak selalu memberikan hasil yang optimal dalam mengembangkan keterampilan berbicara siswa. Oleh karena itu, penulis mengeksplorasi alternatif yang inovatif dan efektif dalam meningkatkan keterampilan berpidato siswa.

Metode yang penulis pilih dalam pembelajaran berpidato di kelas VI SDN 03 Ngringo adalah pemodelan. Metode pemodelan atau “modeling method” adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada proses mengamati, memodelkan, dan meniru contoh-contoh atau perilaku yang dianggap baik atau berhasil untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam suatu bidang. Metode ini mengandalkan pembelajaran melalui contoh atau model yang menjadi sumber inspirasi bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan mereka. (Joyce, Weil & Calhoun, 2015).  Prinsip utama dari metode pemodelan adalah menyajikan contoh-contoh yang jelas dan konkret kepada siswa sebagai dasar bagi mereka untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk mengamati dan memahami langkah-langkah atau aspek-aspek yang terlibat dalam contoh tersebut sebelum mereka mencoba menirunya dengan bimbingan dan dukungan dari pendidik (Woolfolk, 2014)

Pelaksanaan pembelajaran berpidato di kelas VI SDN 03 Ngringo terdiri dari empat kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas materi tentang “menyusun naskah pidato”. Pertemuan kedua, membahas materi tentang “Berpidato untuk Berbagai Keperluan”. Pertemuan ketiga, membahas tentang materi “Mencatat informasi penting yang terdapat dalam pidato”. Adapun pertemuan keempat secara individual siswa berpidato di depan teman-temannya kemudian dilakukan penilaian.

Pertemuan pertama, guru memberi penjelasan kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu proses pembelajaran dengan menerapkan metode pemodelan, selanjutnya guru memberikan apersepsi secara klasikal tentang menyusun naskah pidato. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti dalam meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas VI SDN 03 Ngringo digunakan metode pemodelan. Metode ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuan berpidato dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dan melatih siswa terampil berkomunikasi dengan sesama, berani mengungkapkan gagasan dan pikirannya serta bertanggung jawab sebagai individu yang mandiri dan intelektual. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan siswa berpidato/berbicara, Guru menjelaskan teknik-teknik menyusun naskah pidato, memberi contoh cara menyusun naskah pidato berdasarkan kerangka pidato. Kemudian guru menjelaskan melalui media, materi, tujuan, dan model sebagai contoh pembelajaran yang akan dicapai untuk dikerjakan. Untuk melatih siswa membuat pidato dengan memperhatikan kerangka pidato. Selanjutnya, melakukan evaluasi berupa tes untuk mengukur pemahaman siswa tentang berpidato. Di akhir pembelajaran, guru membimbing siswa membuat kesimpulan, memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat pidato dan berlatih untuk menampilkan pidatonya di depan kelas, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar di rumah.

Pertemuan kedua, kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan siswa berpidato/berbicara, yaitu guru membagikan naskah pidato “Memperingati Hari Sumpah Pemuda”, kepada siswa untuk dibaca dan dipahami. Guru menjelaskan teknik-teknik berpidato, memberi contoh cara berpidato dengan menampilkan video menggunakan LCD proyektor. Kemudian guru menjelaskan melalui media, materi, tujuan, dan model sebagai contoh pembelajaran yang akan dicapai untuk dikerjakan. Melalui arahan dari guru menampilkan video, bertujuan untuk melatih siswa berpidato secara klasikal dengan memperhatikan aspek berpidato, siswa memperhatikan dengan baik dan menirukan model secara bergantian, kemudian siswa lainnya memberikan tanggapan kepada model pidato tentang aspek berpidato. Kegiatan berikutnya adalah performansi siswa berpidato di depan kelas secara individual. Selanjutnya, melakukan evaluasi berupa tes untuk mengukur pemahaman siswa tentang berpidato.

Pertemuan ketiga, pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang mencatat informasi penting yang terdapat dalam pidato yang telah di bagikan. Setelah kegiatan tersebut, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami isi pidato. Setelah itu, guru mengarahkan semua siswa untuk mencatat informasi penting yang terdapat dalam pidato. Setelah siswa selesai mencatat informasi penting yang terdapat dalam pidato, kemudian siswa bersama-sama menjelaskan catatan informasi penting yang terdapat dalam pidato. Guru memantau jalannya aktivitas pembelajaran dan sesekali memberikan arahan maupun bimbingan kepada siswa jika terdapat aktivitas siswa yang tidak semestinya berlangsung atau aktivitas siswa yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Di akhir pembelajaran, guru mengarahkan siswa untuk menarik sebuah kesimpulan materi pembelajaran yang telah dipelajari yaitu mencatat informasi penting yang terdapat dalam pidato. Pada kegiatan tersebut, guru juga memberikan penguatan kepada siswa untuk hasil kegiatan belajar siswa di dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan metode pemodelan, siswa kelas VI SDN 03 Ngringo telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berbicara di depan umum. Observasi dan pembelajaran dari contoh-contoh pembicara publik yang berpengalaman membantu siswa untuk mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam pidato yang efektif dan mengaplikasikannya dalam pidato mereka sendiri. Melalui latihan berulang, siswa dapat mengasah keterampilan berbicara mereka dan meraih kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menyampaikan pesan mereka. Selain itu, metode pemodelan juga memberikan suasana belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan, membuat siswa lebih bersemangat untuk terlibat dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ini telah membuka kesempatan bagi siswa untuk berlatih berbicara di depan teman sebaya dan menerima umpan balik dari rekan-rekan mereka, yang telah berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan mereka sebagai pembicara yang lebih baik.