Oleh : Warsini, S.Pd
Kepala Sekolah SDN 05 Tawangmangu
Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun kenyataan dilapangan masih banyak siswa masih mengalami banyak kesulitan dalam belajar. Kesulitan siswa untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah dalam belajar karena kurangnya kemampuan untuk menarik kesimpulan suatu pernyataan dan melihat hubungan implikasi, siswa tidak dapat melihat hubungan antar ide-ide dan siswa sulit memberikan alasan logis mengapa sebuah jawaban dan atau strategi pemecahan masalah adalah benar dan masuk akal (kemampuan membuat argumentasi logis). Hal tersebut mengindikasikan bahwa penalaran siswa masih rendah dan perlu untuk ditingkatkan.
Berdasarkan hasil penemuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran khusus untuk membantu siswa agar lebih mudah dalam proses belajar dan dapat meningkatkan kemampuan penalarannya. Salah satu metode pembelajaran yang dicoba untuk diterapkan metode improve. Metode improve merupakan suatu metode inovatif dalam pembelajaran yang didesain untuk membantu siswa dalam mengembangkan berbagai keterampilan secara optimal serta meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
Guru sebagai agen pembelajaran harus melibatkan langsung peran peserta didik secara aktif, mengemas secara baik penyampaiannya, agar siswa merespon dan antusias mengikuti proses belajar mengajar (PBM). Siswa akan belajar lebih tepat dan lebih efektif jika mereka menguasai keterampilan antara lain, kosentrasi berfokus, mencatat, organisasi dan persiapan tes, membaca cepat dan teknik mengingat. Proses belajar mengajar yang selama ini diterapkan oleh guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Sehingga menciptakan suasana belajar yang berpusat pada guru dan monoton.
Guru dituntut untuk memperbaiki dan memperbaharui cara penyajian materi pelajaran, sehingga setiap guru harus mempersiapkan diri dengan sebaik- baiknya baik dalam penguasaan materi maupun tentang prosedur yang tepat untuk memprogram pengajaran dengan strategi dan metode mengajar yang bervariasi sehingga menarik bagi anak didik, dengan demikian merangsang keinginan anak didik dalam kegiatan belajar. Maka dari itu perlu ada usaha lain yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan mengurangi dominasi guru dalam pengajaran dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Prestasi/hasil Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster’s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu:
“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster’s New Internasional Dictionary, 1951 : 20)
Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251). Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latihan dan bertanya, balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.
Langkah–langkah model pembelajaran improve adalah, introducing the new concept. Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan-pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa, meta-cognitive questioning, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif kepada siswa terkait materi, racticing. Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru, reviewing and reducing difficulties, guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa pada saat latihan, obtaining mastery, melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk mengetahui penguasaan materi siswa, verification. Melakukan verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang mencapai batas ketuntasan belajar dan siswa mana yang belum mencapai batas ketuntasan belajar, enrichment, pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas ketuntasan belajar.
Kelebihan model pembelajaran improve adalah; pembelajaran dengan model improve membuat peserta didik lebih aktif karena terdapat latihan-latihan sehingga setiap peserta didik leluasa untuk mengeksploitasi ide-idenya, suasana pembelajaran dengan model improve tidak membosankan karena banyaknya tahap-tahapan yang dilakukan peserta didik dalam model ini, adanya penjelasan di awal dan latihan-latihan membuat peserta didik lebih memahami materi.
Kelemahan model pembelajaran improve adalah; guru harus mempunyai strategi khusus agar semua peserta didik dapat mengikuti langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran ini, kemampuan peserta didik tidak sama dalam menyelesaikan permasalahan ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga diperlukan bantuan dan bimbingan khusus oleh guru. Ini berarti waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan materi cukup lama, tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan dalam mencatat informasi yang didengarkan secara lisan. Metode Improve pembelajaran yang didalamnya dapat mendorong siswa untuk mengenal sebuah konsep baru yang dihantarkan seorang guru tanpa harus mengabaikan konsep yang sudah diketahui siswa tentang matematika.
Pendekatan secara umum memiliki arti yang sangat kompleks. Dalam Wikibooks Indonesia (2007) dikatakan bahwa pendekatan adalah suatu upaya penyederhanaan masalah sampai batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditoleransi untuk memudahkan penyelesaiannya. Upaya ini digunakan hampir dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dimana suatu masalah baru umumnya diselesaikan dengn menggunakan modifikasi cara pemecahan yang diketahui bagi pemasalah lain.
Basis pendekatan yang telah diubah terhadap pengajaran dan pembelajaran adalah bahwa pemikir dunia pendidikan dalam perempat abad 20 terakhir memusatkan perhatiannya agar para siswa dapat belajar dengan berhasil dalam konteks pembelajaran yang baru.
Piaget menyatakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembanga kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidaksinambungan dan keseimbangan.
Improve pertama kali dikembangkan oleh Glover Law, beliau orang Amerika. Improve dikembangkan di Indonesia bertujuan untuk membuatan proses pembelajaran menjadi efisien, Efektif, dan menyenangkan, atau dalam masyarakat sering dikenal dengan pembelajaran yng lebih aktif ( Surya, 2004:59).