Ana Nur Wijayanti, S.Pd.AUD.
Mengajar Kelompok B2 TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV, Sragen, Jawa Tengah
Peningkatan perhatian terhadap isu-isu lingkungan telah mendorong perlunya pembangunan karakter peduli lingkungan sejak usia dini. Anak-anak usia dini adalah kelompok yang sangat penting dalam pembentukan karakter, karena masa-masa ini merupakan periode kritis dalam perkembangan moral dan sosial mereka. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya lingkungan dan bagaimana bertanggung jawab terhadapnya adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan generasi masa depan yang sadar lingkungan (Putra, 2013).
Karakter peduli lingkungan mencakup kesadaran, perhatian, empati, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Ini melibatkan mengenali pentingnya alam sekitar, menunjukkan perhatian terhadap masalah lingkungan, dan bertindak untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan. Anak-anak yang memiliki karakter peduli lingkungan cenderung menjadi individu yang bertanggung jawab terhadap tindakan mereka terhadap lingkungan, serta menghargai alam dan keberagaman hayati (Damayanti, 2014).
Pentingnya karakter peduli lingkungan pada anak usia dini telah diakui oleh banyak pendidik dan peneliti. Pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah telah diintegrasikan ke dalam kurikulum, namun, masih ada kebutuhan untuk pendekatan yang lebih efektif dan menyeluruh dalam membentuk karakter peduli lingkungan pada anak-anak usia dini. Karakter peduli lingkungan membentuk dasar untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap alam sekitar. Model inkuiri dianggap sebagai salah satu pendekatan yang efektif untuk memberikan dampak baik kepada anak. TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV, Sragen, Jawa Tengah menerapkan model inkuiri dengan tujuan meningkatkan karakter peduli lingkungan anak.
Model inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada eksplorasi aktif, observasi, dan refleksi. Dalam model ini, anak didorong untuk bertanya, menyelidiki, dan mencari jawaban atas pertanyaan mereka sendiri. Model inkuiri melibatkan proses kritis berpikir, di mana anak mengembangkan pemahaman mendalam tentang topik tertentu melalui investigasi dan eksplorasi langsung (Winnie, 2014).
Ada beberapa prinsip utama yang terkait dengan model inkuiri, dan prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran lingkungan pada anak usia dini: pertama adalah aktivitas Anak: Anak aktif terlibat dalam mencari dan memahami informasi. Mereka mendorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan lapangan, eksperimen, dan observasi alam sekitar. Kedua adalah pemecahan masalah: Model inkuiri membantu anak mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah lingkungan dan merumuskan solusi yang kreatif dan efektif. Ketiga adalah keterlibatan emosional: Melalui model inkuiri, anak terlibat secara emosional dengan lingkungan mereka, sehingga meningkatkan ikatan pribadi mereka dengan alam.
Keempat adalah kolaborasi: Anak bekerja sama dengan teman sekelas untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka, yang mengembangkan keterampilan sosial dan kerjasama. Kelima adalah pengamatan dan eksplorasi: Anak didorong untuk mengamati dan mengeksplorasi fenomena lingkungan secara langsung, yang meningkatkan pemahaman mereka tentang hubungan manusia dengan alam. Keenam adalah refleksi: Model inkuiri mengajarkan anak untuk merefleksikan pengalaman mereka dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Ketujuh adalah berbasis pertanyaan: Model inkuiri berpusat pada pertanyaan, dan kurikulum dirancang untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui proses eksplorasi dan penemuan (Memes, 2015).
Penerapan model inkuiri dalam pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV, Sragen, Jawa Tengah pada anak kelompok B2 dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa strategi implementasinya adalah sebagai berikut: pertama adalah eksperimen sederhana: Anak-anak dapat dilibatkan dalam eksperimen sederhana di kelas untuk memahami konsep-konsep lingkungan dasar seperti polusi udara atau daur ulang. Kedua adalah penanaman tanaman: Mengajarkan anak-anak untuk menanam dan merawat tanaman di sekolah atau rumah dapat membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap alam sekitar. Ketida proyek kolaboratif: Guru dapat membantu anak merencanakan dan melaksanakan proyek lingkungan berbasis inkuiri, di mana anak bekerja sama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang lingkungan.
Dalam era di mana isu-isu lingkungan semakin mendesak, penting untuk memperkenalkan anak-anak usia dini pada pembangunan karakter peduli lingkungan. Kesimpulan terhadap penerapan model inkuiri di TK Aisyiyah Bustanul Athfal IV, Sragen, Jawa Tengah adalah model ini telah terbukti menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan pada anak-anak. Dengan membawa anak-anak ke dalam lingkungan langsung dan mengajarkan mereka untuk bertanya dan mengeksplorasi, model inkuiri memfasilitasi proses pembelajaran yang mendalam dan berkesinambungan.
Melalui implementasi model inkuiri dalam pembelajaran lingkungan, kita dapat membentuk generasi peduli lingkungan yang akan bertindak sebagai agen perubahan untuk masa depan bumi. Namun, penting untuk diingat bahwa model inkuiri tidak dapat berdiri sendiri. Kerjasama antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan karakter peduli lingkungan pada anak usia dini.
Kita harus bekerja sama untuk menyediakan lingkungan yang menginspirasi dan memberdayakan anak-anak kita untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam, karena pada akhirnya, mereka adalah pewaris bumi ini dan tanggung jawab mereka untuk melindunginya di masa depan.