Oleh : Siti Martabatul Aliyah, S.Pd.
Mengajar Bahasa Indonesia Kelas VIII
SMP N 8 Surakarta
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan manusia dalam segala aspek kehidupan. Manusia tumbuh dan berkembang melalui proses belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajarnya. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan diri, yaitu pengembangan seluruh potensi, keterampilan, dan karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum pendidikan bahasa Indonesia, mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, bahkan sampai jenjang pendidikan tinggi masih ada pendidikan bahasa Indonesia (Rohmanurmeta, 2017). Pengajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting, karena pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan penalaran, serta kemampuan emosional dan sosial. Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia merupakan kegagalan siswa dalam belajar yang disebabkan oleh kurang efektifnya pelaksanaan pembelajaran, terutama dengan metode pembelajaran yang tidak bervariasi.
Keberhasilan mengajar juga tergantung pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum dan metode. Padahal, guru memiliki posisi yang sangat strategis dalam meningkatkan prestasi siswa dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Pembelajaran bahasa Indonesia terkadang membosankan dan salah satu penyebabnya adalah ketidaktepatan guru dalam menentukan model (pendekatan) dalam pembelajaran (Ayuningrum, 2017).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan inovasi dalam bidang pembelajaran, termasuk menentukan metode pembelajaran yang inovatif. Metode berkaitan dengan cara-cara yang akan digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru perlu menentukan metode yang akan digunakan. Tentunya perencanaan metode pembelajaran yang akan digunakan didasarkan pada karakteristik materi, siswa, dan tujuannya. Untuk itu, tugas guru adalah memahami metode dan karakteristik materi, siswa, dan tujuan. Dengan memahami kedua aspek tersebut, guru dapat menentukan metode yang tepat untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran.
Berangkat dari hal tersebut diatas, maka untuk siswa kelas VIII SMP N 8 Surakarta diterapkan metode pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif dengan bantuan tongkat. Metode pembelajaran Talking Stick memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya seluas-luasnya dan wajib bercerita di depan kelas saat menerima tongkat putar.
Huda (2015) menyatakan bahwa metode pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif dengan bantuan tongkat yang dapat digunakan guru sebagai cara mengaktifkan siswa. Tongkat bicara (Talking Stick) yang digunakan penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Talking Stick adalah metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran Talking Stick adalah pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan diwajibkan untuk bercerita di depan kelas ketika menerima tongkat yang berputar. Tongkat digunakan sebagai ransum atau giliran untuk berdebat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran.
Penerapan metode pembelajaran Talking Stick, guru menggunakan tongkat yang digunakan siswa sebagai alat estafet ketika diiringi musik atau mereka bernyanyi bersama dan estafet memutar tongkat sampai semua siswa ikut memegang tongkat tersebut. Langkah-langkah metode pembelajaran Talking Stick yang diterapkan pada siswa kelas VIII SMP N 8 Surakarta adalah sebagai berikut: a) Guru menyiapkan tongkat sepanjang 20 cm; b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami isi teks narrative tersebut; c) Siswa berdiskusi dengan teman sebayanya membahas masalah yang terdapat dalam teks narrative; d) Setelah siswa selesai membaca dan memahami teks, guru mengajak siswa menutup isi bacaan; e) Guru meminta siswa membuat lingkaran; f) Guru menjelaskan aturan permainan dengan metode tongkat bicara; g) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan memainkan musik; h) Siswa bergiliran memegang tongkat dengan iringan musik; i) Tongkat dan musik menentukan apakah siswa mendapat giliran untuk bercerita. Saat musik berhenti, siswa yang memegang tongkat mendapat giliran untuk bercerita; j) Guru memberikan kesimpulan; k) Guru melakukan evaluasi/penilaian; l) Guru mengakhiri pelajaran.
Metode pembelajaran Talking Stick berorientasi pada penciptaan kondisi belajar melalui permainan tongkat, sehingga pembelajaran tidak membuat stres meskipun menuntut siswa untuk siap menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat. Dengan metode pembelajaran Talking Stick ini terbukti menguji kesiapan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, melatih mereka cepat memahami materi yang telah disampaikan, sehingga lebih giat dalam belajar karena siswa tidak pernah tahu tongkat akan tiba pada gilirannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VIII SMP N 8 Surakarta khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.