Oleh : Muzayanah, S.Pd
Guru SD Negeri 01 Jungke, Karanganyar, Jawa Tengah
Pendidikan merupakan pondasi penting dalam membentuk karakter dan potensi individu sepanjang kehidupan. Di tengah dinamika perkembangan masyarakat dan teknologi, tuntutan akan kemandirian dan kemampuan adaptasi menjadi semakin krusial. Kemandirian belajar merupakan kunci untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam, kepercayaan diri, dan ketekunan dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, peran guru tidak lagi terbatas pada penyampaian informasi, tetapi juga memegang tanggung jawab besar dalam membentuk siswa menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan percaya diri dalam proses pembelajaran. Untuk membiasakan sikap mandiri, maka perlu ditumbuhkan sejak dini, salah satunya di kelas 1 Sekolah Dasar (SD).
Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), guru kelas 1 memainkan peran yang sangat penting dalam menanamkan dasar-dasar pembelajaran dan sikap positif terhadap belajar pada siswa. Pada tahap awal tersebut, guru memiliki tantangan menarik untuk mengembangkan kemandirian siswa dalam proses belajar mereka. Kemandirian bukanlah sekadar keterampilan, tetapi juga merupakan sikap mental yang mendalam, memungkinkan siswa untuk mengambil kendali atas pembelajaran mereka, mengatasi hambatan, dan mengasah kemampuan berpikir kritis. Guru berperan sebagai fasilitator, pemandu, dan inspirator yang membantu siswa membangun pondasi kuat untuk belajar sepanjang hidup.
Kemandirian belajar artinya suatu usaha yang dilakukan oleh siswa, sesuai dengan niatnya untuk menguasai kompetensi tertentu, misalnya siswa dapat memahami materi pelajaran sendiri dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Menurut Mujiman (2015), kemandirian belajar siswa yaitu kegiatan belajar yang aktif, didorong niat dan motif untuk menguasai kompetensi untuk bisa mengatasi suatu masalah, serta dibangun bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi ini sebagai tujuan belajar serta cara pencapaiannya mulai dari waktu belajar yang tepat, tempat belajar yang nyaman, irama belajar, tempo belajar hingga gaya dan evaluasi belajar.
Ada beberapa tanda kemandirian siswa dalam belajar di kelas, di antaranya: (1) siswa bisa mengambil keputusan dengan percaya diri dan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat; (2) mandiri bukan berarti memisahkan diri dari orang lain dan tidak butuh orang lain sama sekali; (3) pembelajaran mandiri menghasilkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi; (4) kemandirian belajar siswa membuat siswa bisa memanfaatkan sumber daya dan melakukan aktivitasnya sendiri, seperti membaca, belajar kelompok, latihan serta kegiatan korespondensi; (5) peran guru dalam kegiatan belajar mandiri siswa tetap dibutuhkan namun tidak begitu aktif, seperti hanya berdialog, mencari sumber belajar, evaluasi hasil dan mengembangkan berpikir kritis.
Guru kelas I SD Negeri 01 Jungke Karanganyar melakukan beberapa upaya konkter untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, di antaranya:
Memberi kesempatan kepada siswa. Supaya siswa bisa belajar dan menjadi mandiri saat di kelas guru harus memberi kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan mereka. Misalnya membuat daftar kegiatan yang bisa dilakukan oleh siswa. Guru bisa meminta siswa untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan tersebut yang mereka rasa mereka mampu. Biarkan juga siswa melakukannya dengan kreativitas dan kemampuannya sendiri. Tidak ada yang salah atau benar. Dengan adanya kesempatan ini akan nantinya meningkatkan keinginan siswa untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuannya.
Memberikan materi yang menyenangkan. Untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, guru memberikan dan menyampaikan materi yang menyenangkan, unik, mudah dimengerti, dan tidak membosankan di kelas. Dengan ini, siswa akan punya inisiatif mempelajari pelajaran setelah sampai rumah juga. Mereka sudah paham dan pelajaran enak dipelajari lagi jadinya. Dalam menyampaikan pelajaran juga guru menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa atau kontekstual, materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan tidak berbelit-belit dan mengajak siswa untuk belajar sambil bermain bersama. Hal ini supaya siswa bisa lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru.
Memperhatikan kondisi siswa. Mandiri artinya tidak mudah bergantung kepada orang lain dan bisa melakukan banyak hal sendiri. Hal ini bukan berarti siswa diberikan tanggung jawab tanpa memperhatikan keadaan mereka. Mengajarkan siswa berani bilang jika merasa tidak nyaman, tidak memberikan tanggung jawab baru saat siswa dilihat sedang merasa lelah, sakit, atau stres. Guru juga harus membantu siswa supaya mood-nya dengan cepat bangkit dan semangat lagi supaya mereka jadi lebih mandiri.
Tidak selalu membantu siswa. Perlu adanya rasa “tega” dan tidak kasihan ketika melihat siswa menghadapi kesulitan. Ini perlu dilakukan oleh guru supaya siswa lebih mandiri dalam belajar. Membiasakan siswa untuk berani bertanya kalau ada yang belum dimengerti. Memberi petunjuk sebelum membantu siswa supaya dia juga berpikir lagi, bukannya langsung mendapatkan jawaban dari guru.
Memberikan waktu. Siswa tidak akan menjadi mandiri dalam satu hari. Karena itu perlu waktu untuk mereka beradaptasi dan belajar untuk menjadi mandiri. Khususnya dalam melatih siswa, diperlukan waktu dan pekerjaan tidak dapat dilakukan secara instan. Berikan siswa waktu untuk memahami sendiri dan menjadi tambah mandiri.
Mendorong tanggung jawab pribadi. Guru merangsang tanggung jawab pribadi dengan memberikan tugas-tugas individu atau tugas yang mengharuskan siswa merencsiswaan waktu mereka sendiri untuk menyelesaikannya. Dengan belajar mengelola waktu dan tugas, siswa mengembangkan kemandirian dalam mengatur usaha mereka.
Tidak berharap kesempurnaan. Siswa punya latar belakang, kebiasaan, dan karakternya sendiri yang berbeda dari siswa lainnya. Tingkat mereka mencapai kemandirian dan seberapa mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri pastinya akan berbeda dengan teman-temannya. Jika ada siswa melakukan kesalahan, ajarkan dan beritahu cara yang harus dilakukan supaya tidak mengulangi kesalahannya lagi, jangan malah memarahi mereka.
Memberi apresiasi. Saat siswa melakukan hal yang baik, berikan pujian dan apresiasi. Hal ini dilakukan supaya siswa merasa diapresiasi dan semakin semangat dalam belajar. Semangat belajarnya akan jadi meningkat dan semakin mandiri juga dalam belajar.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan siswa dari belajar mandiri mulai dari mencapai pengetahuan lebih luas, gaya belajar yang menyenangkan, lebih aktif di kelas, bisa memahami dan mengingat materi dengan baik. melalui peran guru dalam menumbuhkan kemandirian siswa di kelas, kita tidak boleh melupakan betapa pentingnya kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua. Melalui sinergi ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang merangsang perkembangan kemandirian siswa secara holistik, baik di dalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu, marilah kita terus mendukung peran guru sebagai agen perubahan yang membawa siswa menuju pencerahan dan kemandirian. Dengan demikian, kita tidak hanya berinvestasi dalam pendidikan, tetapi juga dalam masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.