Oleh : Heny Retnowulan, S.Pd.AUD
Guru TK Buntar 01, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah

Konsep bilangan sebagai salah satu dasar dalam matematika harus dikuasai anak usia sejak dini. Pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini sangat penting karena akan memberikan kemudahan kepada anak dalam mempelajari konsep dan keterampilan matematika (Sood & Mackey, 2015). Konsep bilangan penting ditanamkan sejak dini untuk mencegah kegagalan matematika di masa depan. Namun pada kenyataannya di lapangan masih banyak ditemui kemampuan konsep bilangan anak usia taman kanak-kanak masih rendah. Masih ada anak yang belum dapat menyebutkan lambang bilangan dan kardinalitas dengan benar. Metode pembelajaran yang monoton dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya kemampuan tersebut. Stimulasi dilakukan melalui tugas melalui lembar kerja anak (LKA) sehingga anak cenderung mudah bosan. Anak usia dini memiliki fokus hanya 5-10 menit.

Untuk itu, dibutuhkan beragam kegiatan yang dapat menstimulasi motivasi mengikuti pembelajaran sampai tuntas. Anak diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lebih bermakna tanpa merasa mendapatkan tekanan apapun. Salah satu kegiatan untuk mengenalkan bilangan untuk anak usia dini adalah melalui permainan. Penggunaan permainan dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat. Menurut Lisa (2017) permainan mempunyai manfaat diantaranya membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menghindari ketakutan matematika sejak awal, dan membantu anak belajar matematika secara alami. Alat permainan yang dimaksud dapat berupa permainan edukatif yang dapat memberikan konsep secara konkret bagi anak yang sedang berkembang.

Peningkatan kualitas belajar matematika tidak akan berdampak secara signifikan kecuali jika ada dukungan strategi dan media yang tepat. Upaya yang dilakukan guru Taman Kanak-kanak (TK) Buntar 01 Mojogedang untuk meningkatkan kemampuan anak dalam memahami konsep bilangan adalah dengan menerapkan strategi permainan dengan media ular tangga. Alasannya yaitu media permainan ular tangga dapat menjadi salah satu strategi kegiatan belajar berbasis permainan. Mata dadu yang muncul ketika di lempar anak menstimulasi kemampuan membilang anak dari satu sampai enam. Mereka menghitung jumlah mata atau titik yang ada dalam dadu tersebut untuk menentukan berapa kali harus melompat. Meskipun anak sedang bermain, secara tidak langsung mereka juga sedang belajar.

Ular tangga merupakan permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Tidak ada papan permainan standar dalam ular tangga. Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan jumlah kotak, ular, dan tangga yang berlainan. Setiap kotak dalam permainan ular tangga berisi aktivitas yang harus diselesaikan anak. Anak diminta untuk melakukan aktivitas tersebut sesuai dengan jumlah yang diminta untuk bisa melangkah ke tahap selanjutnya (contoh: melompat 3 kali). Kalau mereka tidak bisa menyelesaikan aktivitas tersebut, anak tidak berhak untuk melempar dadu atau melangkah sampai satu putaran permainan tersebut. Jika siswa mendapatkan angka dadu 6, maka siswa mendapat kesempatan untuk melempar dadu 1 kali lagi. Apabila siswa memperoleh kotak yang bergambar tangga, maka siswa berhak untuk naik ke kotak sesuai dengan tingginya tangga tersebut. Namun, apabila siswa memperoleh kotak yang bergambar ular, maka siswa harus turun ke kotak sesuai dengan kepala ular itu berada. Pada akhirnya, permainan ini akan dimenangkan oleh siswa yang berhasil mencapai puncak ular tangga tersebut.

Permainan ular tangga tersebut juga menjadi model nyata dalam pemecahan operasi bilangan berupa penjumlahan dan pengurangan bilangan. Anak di dalam mempelajari materi akan lebih tertarik karena mereka dapat melakukan aktivitas matematika sambil bermain, selain itu semua anak akan aktif dalam aktivitas belajar sambil bermain. Permainan ular tangga dapat dipakai sebagai media pembelajaran dalam rangka membangun ulang pengalaman belajar anak. Permainan ini juga dapat membangun dan mengembangkan karakter anak berupa nilai-nilai kejujuran, karena dalam permainan ini dapat melatih anak untuk melakukan tindakan yang sportif tanpa memanipulasi dan menipu dalam bermain. Selain itu dapat melatih anak dalam menghadapi sebuah kegagalan jika anak kalah dan kemenangan jika anak menang.

Selanjutnya, permainan ular tangga dapat didesain agar anak terlibat secara langsung. Mereka diminta untuk menjadi pion dalam media permaian ular tangga. Ketika anak menjadi pion, mereka tidak hanya mengasah keterampilan berfikirnya namun juga keterampilan motorik kasar, bahasa, dan keterampilan emosionalnya. Pembelajaran yang melibatkan berbagai aspek perkembangan dan juga panca indera mendukung kemudahan anak dalam memahami, mengingat, dan memanggil kembali. Informasi pembelajaran berbasis gerakan pada matematika memiliki efek positif yang signifikan terhadap kesenangan dan keterlibatan anak tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Gerakan membantu siswa untuk memacu semangat dan konsentrasi belajar. Terlebih gerakan tersebut memiliki pola yang jelas seperti yang dilakukan anak ketika bergerak meloncat dari satu kotak ke kotak yang lain. Pola yang jelas dalam gerakan dapat berdampak positif pada perkembangan kognitif, sosial, dan fisik anak prasekolah. Loncatan pada setiap kotak mempermudah anak untuk mengingat kembali cara membilang yang urut dan mengenal konsep angka sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul.

Situasi yang menyenangkan akibat dari adanya media dan aturan yang ada dalam sebuah permainan ular tangga menjadikan strategi ini sesuai digunakan untuk anak usia dini. Belajar berbasis permainan dapat memfasilitasi semua anak dari level rendah sampai tinggi. Oleh sebab itu, pemanfaatan  ular tangga sebagai media pembelajaran terbukti dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat guru gunakan untuk meningkatkan emahaman konsep bilangan pada anak usia taaman kanak-kanak. Variasi permainan ular tangga dibuat agar anak terlibat langsung menjadi pion sehingga konsep angka dapat tergambar dengan jelas dalam pikiran anak. Angka yang dikenalkan untuk anak usia 5-6 tahun berkisar dari 1 sampai 20 sesuai dengan kemampuan anak. Konsep angka yang dikenalkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak. Lebih lanjut, permainan yang berhubungan dengan matematika dapat mendukung perkembangan kemampuan numerasi pada anak.