Oleh : Sumardi, S.Pd.
Guru Kelas SD Negeri 01 Waru, Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah dan nyata. Materi IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak dilihat dari aspek disiplin ilmunya karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologi serta karakteristik kemampuan berpikir yang bersifat holistik. Pembelajaran dan hasil belajar IPS dapat digali dari fungsi sikap yang terdapat pada diri manusia. Siswa akan memiliki sikap positif terhadap pembelajaran IPS karena mereka merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut. Dengan sikap positif tersebut siswa akan mempelajari IPS secara optimal sehingga berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar IPS
Keberhasilan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar tidak terlepas dari peran guru sebagai komponen utama dalam pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Peran guru sangat diperlukan bukan hanya sebagai pemberi materi pelajaran sekaligus sebagai pembimbing dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran dikatakan baik apabila aktivitas belajar berpusat pada siswa. Sedangkan pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.
Siswa SD mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (1) anak SD senang bermain; (2) anak SD senang bergerak; (3) anak SD senang bekerja dalam kelompok; (4) anak SD senang merasakan atau memperagakan sesuatu secara langsung (Sugiyatno, 2015). Oleh karena itu, perlu adanya suatu bentuk pembaharuan dalam proses pembelajaran agar lebih berpusat pada siswa. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif. Seperti diketahui, dunia anak-anak seusia murid SD adalah dunia bermain. Melalui keterlibatannya dalam permainan, mereka dapat mengembangkan dirinya serta mulai memahami status dan perannya dalam kelompok teman sebayanya. Bermain bagi anak adalah alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhan karena anak langsung mencoba sesuatu secara aktif. Bermain sambil belajar bermanfaat untuk memahami peran dan statusnya dalam masyarakat kelak setelah dewasa.
Tetapi kenyataan di lapangan, dalam proses belajar mengajar masih banyak guru yang hanya terpaku pada buku ajar sebagai satu-satunya sumber belajar. Sehingga pembelajaran hanya terpusat pada penyampaian buku ajar saja. Kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan, model, maupun metode mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga aktivitas dan motivasi belajar siswa menjadi sangat rendah
Salah satu mata pela jaran yang dianggap masih rendah tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari yaitu IPS. Hal ini terjadi karena pembelajaran tidak ditunjang dengan penggunaan media dan metode yang tepat. Padahal jika itu mampu diterapkan akan menyebabkan peserta didik fokus atau berkonsentrasi dan tidak merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung.
Guru SD Negeri 01 Waru melakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas III pada materi jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan media puzzle. Media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Guru menerapkan media Puzzle dalam pembelajaran IPS kelas III, karena media puzzle mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut (1) melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran, (2) melatih koordinasi mata dan tangan, (3) memperkuat daya ingat, (4) mengenalkan anak pada konsep hubungan, (5) dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berpikir matematis (menggunakan otak kiri).
Guru SD Negeri 01 Waru menerapkan media puzzle pada pembelajaran IPS kelas III pada materi jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut: Perencanaannya terdiri dari, (1) guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan; (2) guru mempersiapkan alat peraga berupa puzzle tentang jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa; (3) guru menugaskan kepada siswa untuk membawa buku IPS; (4) guru mempersiapkan lembar kerja untuk siswa; (5) siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 anak. Adapun pelaksanaannya, yaitu: (1) sebelum di mulai pelajaran siswa di ajak berdoa bersama, apersepsi, dan menyanyi, untuk menumbuhkan minat belajar; (2) siswa menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang berada sekitar lingkungannya; (3) siswa bersama guru membedakan jenis-jenis pekerjaan yang menghasilan barang dan jasa dan memilih kepingan-kepingan puzzle yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang disebutkan guru; (4) siswa secara berkelompok memasangkan kepingan-kepingan puzzle jenis-jenis pekerjan menjadi bentuk yang utuh; (5) guru memotivasi siswa untuk aktif melakukan diskusi, dan guru membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok; (6) siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil penyusunan puzzle, siswa yg lain memberikan apresiasi dan tanggapan, guru memberikan apresiasi dan penguatan; (7) guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama.
Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran bersama-sama untuk melakukan perbaikan dan tindak lanjut pembelajaran berikutnya. Sesuai hasil pengamatan dan evaluasi, menunjukkan bahwa media puzzle dinyatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran meningkat, terlihat dari tingginya konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak ada siswa yang berbicara sendiri ataupun bermain sendiri, siswa aktif dalam berdiskusi dalam kelompoknya. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diperlihatkan melalui penilaian proses dalam belajar dan hasil belajar dan hasil penilaian di akhir pelajaran terlihat lebih meningkat. Hal ini diperkuat dengan dengan pendapat Rosdijati (2012) bahwa dalam melakukan pembelajaran menggunakan media puzzle mempunyai kelebihan yaitu: melatih psikomotorik, melatih daya ingat siswa, suasana kelas tercipta dengan gairah, di kelas terjadi interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan temannya, siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan, dan siswa mampu bekerja sama dalam kelompoknya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas III Sekolah Dasar, motivasi belajar siswa meningkat dan lebih bisa berkonsentrasi dan memperhatikan pelajaran, siswa dapat bekerjasama dengan kelompoknya dan dapat memahami pelajaran dengan baik, sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih meningkat. Guru Sekolah Dasar (SD) hendaknya menggunakan media pembelajaran yang variatif, karena penggunaan media yang bervariatif akan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pelajaran IPS, salah satunya menerapkan media puzzle, karena penerapan media puzzle yang dikombinasikan dengan metode bermain dapat dapat menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan siswa nyaman dalam belajar. Selain itu diharapkan guru dapat mengembangkan media puzzle dalam materi pelajaran lainnya.