Oleh : Uut Daryanti, S.E.
Mengajar Kelas VII Mata Pelajaran Bimbingan dan Konseling
SMP N 1 Bandungan Kab. Semarang

Diskusi dalam pembelajaran merupakan kegiatan interaktif antara siswa dan guru atau antara siswa dengan siswa lainnya yang bertujuan untuk menggali pemahaman lebih mendalam tentang suatu topik. Diskusi membantu siswa untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mendorong mereka untuk berpikir kritis serta menyampaikan pendapat mereka dengan lebih percaya diri ((Prasetyo and Trisyanti, 2018).

Dalam proses pembelajaran di sekolah, berdiskusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang suatu topik dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun, tak jarang siswa menghadapi tantangan dalam berdiskusi, terutama ketika rasa percaya diri mereka rendah. Rasa percaya diri yang rendah dapat menghambat partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelas, sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran dan pemahaman mereka terhadap materi. Percaya diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai tujuan atau mengatasi tugas-tugas yang dihadapi. Rasa percaya diri yang tinggi akan memotivasi siswa untuk mengambil bagian aktif dalam berdiskusi dan lebih terbuka dalam menyampaikan ide-ide mereka (Kelly, 2017).

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan latihan cognitive defusion. Latihan ini diterapkan penulis di SMP N 1 Bandungan Kab.Semarang guna meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VII. Cognitive defusion adalah proses pemisahan diri dari pikiran dan keyakinan negatif yang menghambat kinerja seseorang. Dalam konteks pendidikan, latihan cognitive defusion bertujuan untuk membantu siswa mengatasi pikiran negatif dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berdiskusi. Cognitive defusion adalah teknik dari terapi komitmen dan penerimaan (Acceptance and Commitment Therapy/ACT) yang bertujuan untuk membantu individu melihat pikiran mereka sebagai sekadar “pikiran” dan bukan sebagai kenyataan yang pasti. Dengan demikian, individu tidak terjebak dalam pemikiran negatif yang dapat menghambat kemampuan mereka (Coyne, L. W., & Murrell, A. R., 2009).

Berikut adalah langkah-langkah untuk menerapkan cognitive defusion dalam konteks pendidikan: (1) Pengenalan Konsep Cognitive defusion. Guru BK memperkenalkan konsep cognitive defusion kepada siswa. Guru menjelaskan bahwa pikiran adalah sesuatu yang berbeda dengan kenyataan, dan mereka dapat belajar untuk melihat pikiran-pikiran negatif sebagai sekadar “pikiran” tanpa harus dikuasai olehnya. (2) Identifikasi Pikiran Negatif. Guru BK membantu siswa untuk mengidentifikasi pikiran negatif yang mungkin muncul saat mereka berdiskusi atau menghadapi tugas akademik lainnya. Misalnya, “Saya pasti akan salah”, “Tidak ada yang akan mendengarkan ide saya”, atau “Saya tidak cukup pintar”. (3) Menggunakan Metafora. Guru BK menggunakan metafora untuk membantu siswa memahami konsep cognitive defusion dengan lebih baik. Misalnya, mereka dapat membayangkan pikiran negatif seperti awan yang lewat di langit, dan mereka adalah pengamat yang menyaksikannya tanpa perlu berinteraksi secara emosional. (4) Latihan Cognitive defusion. Guru BK menyediakan latihan cognitive defusion dalam bentuk sesi kelompok kecil atau individu. Pandu siswa untuk melihat pikiran-pikiran negatif sebagai sekadar “pikiran” yang lewat tanpa harus memberikan reaksi emosional yang kuat. (5) Praktikkan Dalam Kehidupan Sehari-hari. Guru BK mendorong siswa untuk mengaplikasikan konsep cognitive defusion dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam situasi berdiskusi di kelas atau ketika menghadapi tugas-tugas akademik lainnya. (6) Evaluasi dan Penguatan. Guru BK melakukan evaluasi secara berkala untuk melihat kemajuan siswa dalam menerapkan cognitive defusion. Berikan penguatan positif dan dukungan untuk siswa yang berhasil mengatasi pikiran negatif mereka dan meningkatkan rasa percaya diri (Hayes, S. C., Strosahl, K. D., & Wilson, K. G., 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP N 1 Bandungan Kab. Semarang yang mengikuti latihan cognitive defusion mengalami peningkatan yang signifikan dalam rasa percaya diri mereka. Mereka lebih aktif dalam berdiskusi dan lebih percaya diri dalam menyampaikan ide-ide mereka. Penerapan latihan cognitive defusion dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam berdiskusi. Latihan ini membantu siswa untuk mengatasi pikiran negatif yang mungkin menghalangi partisipasi mereka dalam proses pembelajaran.

Penerapan latihan cognitive defusion dapat menjadi bagian dari strategi pembelajaran yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas diskusi kelas dan rasa percaya diri siswa. Guru BK di sekolah dapat bekerja sama dalam mengembangkan program latihan yang tepat untuk siswa yang membutuhkan dukungan tambahan dalam mengatasi pikiran negatif dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.