Oleh : Aminatun, S.Pd.I, M.Pd.
Mengajar Kelas XII Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
SMA Negeri Jumapolo, Kec. Jumapolo, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah
Pendidikan Agama Islam di Indonesia menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan berfokus pada pemahaman ajaran Islam, akhlak mulia, dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun penting, namun masih terdapat tantangan dalam mengajar Pendidikan Agama Islam agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Pengajaran agama Islam di sekolah bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, memahami ajaran agama secara benar, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam praktiknya, tidak semua siswa mampu mencapai prestasi belajar yang optimal dalam mata pelajaran ini (Adib, M. A., 2022).
Pembelajaran yang efektif menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang menjanjikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah metode Jigsaw Learning. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Elliot Aronson pada tahun 1970-an dan telah diuji coba dalam berbagai konteks pendidikan. Di SMA Negeri Jumapolo, Kec. Jumapolo, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, metode Jigsaw Learning diterapkan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas XII pada materi iman kepada hari akhir. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berkaitan dengan iman kepada hari akhir merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam. Iman kepada hari akhir adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam.
Metode Jigsaw Learning adalah pendekatan pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah atau memahami materi pembelajaran. Nama “jigsaw” sendiri mengacu pada bagaimana potongan-potongan informasi yang berbeda disusun bersama untuk membentuk keseluruhan pemahaman yang lengkap. Dalam metode Jigsaw Learning, setiap siswa akan menjadi ahli pada bagian tertentu dari materi pembelajaran dan kemudian berbagi pengetahuannya dengan kelompoknya. Metode ini berfokus pada kolaborasi, partisipasi aktif, dan tanggung jawab individual dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji efektivitas metode Jigsaw Learning di berbagai konteks pendidikan. Salah satu penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995) yang menemukan bahwa metode Jigsaw Learning secara signifikan meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Penelitian ini memberikan implikasi positif terhadap potensi penggunaan metode ini dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun prosedur pembelajaran metode Jigsaw Learning dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri Jumapolo, Kec. Jumapolo, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah terdiri dari beberapa langkah penting yang harus diikuti untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Langkah pertama dalam metode Jigsaw Learning adalah pembagian siswa menjadi kelompok awal. Pembagian kelompok awal ini harus dilakukan secara acak untuk menciptakan keragaman pengetahuan di setiap kelompok. Setelah kelompok awal terbentuk, langkah selanjutnya adalah memberikan materi pembelajaran tentang iman kepada hari akhir kepada setiap anggota kelompok. Materi pembelajaran dibagi menjadi beberapa bagian yang setara dan relevan dengan topik pembelajaran. Setelah materi dibagi, siswa yang memiliki bagian materi yang sama dari kelompok yang berbeda akan bergabung menjadi kelompok ekspert. Siswa dalam kelompok ekspert akan mendiskusikan dan mempersiapkan diri untuk menjadi ahli dalam bagian materi yang telah mereka terima. Mereka akan berdiskusi, bertanya, dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang topik tersebut. Proses diskusi ini memungkinkan siswa untuk saling belajar dari satu sama lain dan memperdalam pemahaman mereka. Setelah siswa menjadi ahli dalam bagian materi mereka di kelompok ekspert, mereka kembali ke kelompok awal mereka. Setiap anggota kelompok awal akan menjadi ahli dalam bagian materi yang berbeda-beda. Setelah kembali ke kelompok awal, setiap anggota kelompok akan membagikan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang bagian materi yang telah mereka pelajari di kelompok ekspert. Setiap siswa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok memahami materi yang telah dibagikan. Proses sharing ini adalah inti dari Jigsaw Learning, karena setiap siswa berkontribusi pada pemahaman keseluruhan topik. Langkah terakhir dalam prosedur Jigsaw Learning adalah evaluasi dan refleksi. Setelah sharing dan pembelajaran kolaboratif selesai, siswa akan dinilai atas pemahaman mereka tentang keseluruhan topik. Dalam prosedur ini, siswa berperan aktif dalam pembelajaran mereka dan bekerja sama secara kolaboratif dengan teman-teman mereka. Proses Jigsaw Learning dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial, tanggung jawab, dan pemahaman siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. A., 1991).
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatkan yang signifikan dalam prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo, Kec. Jumapolo, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah pada materi Iman kepada hari akhir setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Jigsaw Learning. Metode Jigsaw Learning terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kolaborasi dan partisipasi aktif siswa dalam kelompok Jigsaw memungkinkan mereka untuk saling belajar dari satu sama lain dan memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Metode ini juga mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, karena setiap siswa harus menjadi ahli pada bagian tertentu dari materi dan berkontribusi pada keseluruhan pemahaman kelompok. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan motivasi siswa untuk belajar lebih aktif.
Metode Jigsaw Learning merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Metode ini mendorong kolaborasi, partisipasi aktif, dan tanggung jawab individual siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai hasil dari penelitian ini, metode Jigsaw Learning dapat direkomendasikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang menjanjikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.