Oleh : Triyani, S.Pd.AUD
Guru TK 03 Pojok, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah

Dalam pelaksaannya pendidikan diusia dini yang berlangsung pada masa tumbuh kembang emas (golden age) meliputi pengembangan semua aspek potensi anak yaitu kognitif (intelektual), fisik motorik, sosial emosi, kebiasaan atau perilaku dan berbagai keterampilan dasar lainnya (Syafaruddin, 2016). Salah satu permasalahan yang sering dialami guru TK adalah masih rendahnya kemampuan motorik halus anak. Pembelajaran motorik halus itu berhubungan dengan keterampilan koordinasi otot-otot halus seperti jari-jari tangan dengan mata. Permasalahan dalam motorik halus dapat mempengaruhi aspek perkembangan lain. Sesuai dengan Fitriani & Adawiyah (2018) ketidakmatangan motorik halus akan menghambat keberhasilan anak dalam berkreasi seperti berhasil menggunting dengan lurus, bisa menggambar bermakna, mewarnai dengan rapi, menjahit, menganyam, dan sebagainya sehingga perlu dilakukan inovasi agar kemampuan motorik halus dapat berkembang optimal.

Motorik halus merupakan aspek penting yang berpengaruh terhadap aspek perkembangan lainnya dan dapat distimulasi sejak dini. Tujuan peningkatan kemampuan motorik halus diantaranya meningkatkan fungsi otot-otot kecil (jari-jari tangan), meningkatkan koordinasi mata dan tangan dan mengendalikan emosi. Tugas besar bagi pendidik Taman Kanak-kanak (TK) yaitu membantu mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan motorik halus anak. Dimana pendidik TK harus membina dan memberikan stimulus yang tepat dalam pembelajaran dini sejak usia 4-6 tahun. Guru memiliki peranan strategis untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, kreatifitas anak usia dini yang merupakan cerminan karakter bangsa di masa depan. Guru diharapkan menggunakan metode atau model pembelajaran dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan pembelajaran yang asyik, menarik, dan menyenangkan. Model pembelajaran adalah kunci utama acuan guru dalam memberikan transfer ilmu bagi peserta didik. Model pembelajaran yang tepat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak dan penentu berhasilnya tujuan pembelajaran tersebut tercapai atau tidak oleh guru

Salah satu upaya guru TK 03 Pojok untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah dengan menerapkan model pembelajaran ASYIK. Model ASYIK adalah singkatan dari “A” Aman, “S” Senang, “Y” Yakin, dan percaya diri, “I” Inovatif. “K” Kreatif. Lebih lanjut terdapat makna dibalik akronim tersebut, diantaranya: “A” adalah Aman, diartikan sebagai kegiatan belajar yang aman, nyaman, tidak ada rasa takut bertanya, bergerak, melakukan kesalahan, dimarahi sehingga anak bebas bereksplorasi dengan baik, tidak ragu untuk mengaktualisasikan potensinya. “S” adalah Senang, diartikan semangat, suka cita, tidak membosankan, menikmati dan membangkitkan anak untuk bergembira. “Y” adalah Yakin, diartikan percaya diri, mempercayakan anak melakukan kegiatan atau hal baru, memiliki keyakinan kuat untuk berbuat. “I” adalah Inovatif, diartikan kegiatan pembelajaran yang menarik, beragam baik dari metode, media, kegiatan, berani membuat suatu gebrakan. “K” adalah Kreatif, diartikan mampu merangsang kreativitas peserta didik, menciptakan, merekayasa, mengembangkan kecakapan berpikir

ASYIK yang dimaksudkan yaitu pembelajaran akan diolah secara ASYIK mulai dari rencana pembelajran, kegiatan awal, inti dan akhir dengan prinsip pembelajaran menyenangkan, dimodifikasi dengan kegiatan bernyanyi, bermain, bergerak dan yel-yel atau reward. Model ini mengembangkan kompetensi anak, membangkitkan semangat, kepercayaan diri, konsentrasi dan memotivasi belajar pada pembelajaran anak usia dini. Sesuai dengan Rohmawati & Watini (2022) model ASYIK, yaitu pembelajaran dengan menggunakan reward dan yel – yel melalui gerak dan lagu. Dalam penerapan model ASYIK guru bukan satu-satunya sumber informasi, siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan menunjukkan inovasinya dalam belajar, guru hanya memfasilitasi agar lingkungan belajar tetap kondusif, menyenangkan dan aman bagi siswa. Di tahap ini anak adalah peniru ulung, sehingga pengajaran menyenangkan, gerak dan lagu pada model ASYIK lebih mudah diterapkan.

Penerapan model ASYIK yang dilakukan guru Taman Kanak-kanak (TK) 03 Pojok Kecamatan Mojogedang yaitu melalui kegiatan: Perencanaan, adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang disiapkan tema negaraku sub tema lambing Negara Indonesia, menarik garis untuk menghubungkan lambang burung garuda dan sila yang sesuai, menyiapkan materi tentang garuda pancasila, menyiapkan nyanyian/ ice breaking tentang burung garuda.

Pelaksanaan, selama pelaksanaan pembelajaraan mengacu pada prinsip dasar model ASYIK. Guru mengupayakan rasa aman, senang dengan materi burung garuda yang menarik dan disenangi anak. Pada awal pembelajaran guru menunjukkan minatur burung garuda, kemudian menjelaskan bagian-bagian dan arti dari setiap bagian burung garuda. Anak diberikan kesempatan melihat, memegang dan menunjukkan bagian-bagian burung garuda secara langsung. Setelah mengamati secara langsung burung garuda, guru mengajak siswa menyanyikan lagu garuda pancasila. Dalam mengamati anak dapat melihat dengan jelas, detail serta terfokus pada setiap bagian benda. Materi inti adalah menarik garis untuk menghubungkan lambang burung garuda dan sila yang sesuai. Diakhir kegiatan guru mengulangi kembali nyanyi ASYIK dan siswa sudah mampu menjawab nyanyian secara spontan. Kegiatan diulangi sampai 3 kali agar siswa semakin hafal dan percaya diri. Durasi kegiatan penutup 10 menit berupa kesimpulan kegiatan hari ini, tanya jawab tentang materi pelajaran. Peneliti akan menilai bagaimana pembelajaran motorik halus anak dengan model ASYIK ini, saat anak menyanyikan lagu ASYIK Peneliti juga akan mengamati langsung bagaimana anak bisa melakukan gerakan-gerakan jari-jari atau otot halus sebagai penguatan motorik halus.

Refleksi, anak terlihat lebih percaya diri dan antusias pada siklus II dalam melaksanakan model ASYIK hingga nyanyi ASYIK. Anak dapat melakukan keseluruhan pembelajaran mulai dari mengamati miniatur burung garuda, anak percaya diri dan bersemangat ingin menyebutkan kembali apa saja bagian dan arti setiap bagian tersebut. Walaupun salah, tapi anak tidak takut mengemukakan pendapat. Saat pembelajaran menulis, anak juga melakukan dengan senang dan tanpa paksaan. Cara memegang pensil sudah benar, yaitu menggunakan 3 jari telunjuk, jempol dan tengah dengan posisi tripod, tekanan saat menulis sudah tepat. Rasa aman dan senang semakin terlihat saat belajar. Dalam nyanyian ASYIK, anak spontan membalas nyanyian ketika guru memulai nyanyian dengan pertanyaan “Bagaimana belajar hari ini?”. Guru hanya mencontohkan sekali nyanyian “ASYIK”, dan anak dengan mandiri bisa melanjutkan nyanyian hingga selesai.

Pembelajaran yang dirancang dengan model ASYIK, khususnya dalam peningkatan kemampuan motorik halus dapat memberi pengaruh signifikan dan positif pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Guru merencanakan persiapan kegiatan belajar secara ASYIK, yaitu selalu mengupayakan merancang pembelajaran yang menarik, kreatif atau inovasi baru. Anak dituntun menjalankan kegiatan pembelajaran dengan ASYIK, tanpa paksaan, bebas berkreasi dan rasa senang dalam belajar. Pada kegiatan akhir ditutup dengan gerak dan lagu membuat proses belajar anak semakin menarik dan menyenangkan. Melalui penerapan model ASYIK, anak merasa lebih aman, tidak takut salah, yakin dengan hasil karyanya, penasaran ingin terus mencoba, sehingga selalu ada peningkatan pada masing-masing pijakan kegiatan bermain di satuan Taman Kanak-kanak (TK).