Oleh : Sri Suhartati, S.Pd.
Guru  Kelas XII A SLB Negeri Karanganyar Kabupaten Karanganyar-Jawa Tengah

Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda antara manusia yang satu dengan lainnya. Manusia sebagai individu memiliki ciri khasnya sendiri dan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penulis mengungkapkan bahwa manusia hendaknya memahami apabila kekurangannya dapat diketahui dan diterima sebagaimana adanya, sementara kelebihannya diperhatikan dan dikembangkan dengan baik maka individu tersebut akan berprestasi dengan optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Khoirunisa (2018) mengungkapkan bahwa menusia diciptakan berbeda – beda, sehingga Allah SWT mengharuskan setiap manusia untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Berdasarkan kodisi nyata bahwa Anak Berkebutuhan Khusus terdiri dari anak tuna netra (A), anak tuna rungu (B), anak tuna grahita (C), anak tuna daksa (D), dan anak tuna laras (E). Di kesempatan ini penulis akan mengulas tentang ATN (Anak Tuna Netra). Penulis mencontohkan bahwa belajar Bahasa Inggris tidak harus membaca kamus besar atau les privat apalagi untuk anak tuna netra dan anak berkebutuhan khusus pada umumnya. Contoh sederhana belajar Bahasa Inggris dengan cara membaca bungkus plastik / kardus makan ringan atau susu kaleng anak. Di situ tertulis tentang komposisi : powder, sugar, salt, water, etc.Yang artinya juga tertulis : tepung, gula, garam, air dan lain – lain. Dari bungkus snack makanan ringan itulah Penulis mempunyai ide bahwa belajar bahasa Inggris dengan kosa kata sederhana bisa dari mana saja, terutama untuk anak berkebutuhan khusus.

Penulis mengungkapkan bahwa pendidikan sebagai suatu hal yang penting yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan potensi dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sejak dini. Peserta didik berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sama. Penulis menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan, diharapkan anak akan mempersiapkan masa depannya dengan baik. Penulis mengungkapkan jika yang menjadi permasalahan yakni tidak semua anak yang dilahirkan memiliki kesempurnaan, peserta didik ini biasa disebut dengan penyandang disabilitas. Penulis menjelaskan ke peserta didik bahwa sekitar 15 persen jumlah penduduk di dunia adalah penyandang disabilitas, salah satunya adalah tuna netra agar para penyandang disabilitas tetap memiliki motivasi dan usaha meningkatkan kemampuannya.

Adelia Septi Viranti (2023) mengartikan Tunanetra merupakan anak yang mengalami kehilangan penglihatan sehingga memberikan dampak baik secara lamgsung dan tidak langsung bagi perkembangannya. Beliau menambahkan bahwa dampak yang nyata dari ketunanetraan tersebut adalah keterbatasan dan kehilangan alat orientasi yang utama, kesulitan dalam melakukan mobilitas, dan bahkan tidak mampu membaca dan menulis huruf  (bagi tunanetra yang sangat berat).

Orang yang sehat dan normal dapat dengan mudah melakukan orientasi dan pengenalan lingkungan melalui penglihatannya. Peserta didik yang mengalami kehilangan penglihatan, maka anak tunanetra melakukan orientasi dengan menggunakan indra lainnya, seperti: pendengaran, perabaan, perasaan, dan penciuman. Peserta didik yang mengalami tunanetra untuk melakukan orientasi dengan baik, diperlukan suatu proses melalui latihan. Penulis memahami bahwa kehilangan penglihatan dapat menyebabkan anak tuna netra sulit dalam melakukan mobilitas, artinya sulit untuk bergerak, dari satu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Oleh karena itu, kepada peserta didik tunanetra perlu diberikan suatu keterampilan khusus dan sebuah layanan pendidikan agar dapat melakukan mobilitas dengan cepat, tepat, dan aman.

Irdamurni (2017) mengartikan Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa baik siswa yang di  sekolah reguler dan  siswa yang di Sekolah Luar Biasa. Beliau menjelaskan makna Kosakata (vocabulary)  sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penulis mendefiniskan kosakata sebagai seperangkat leksem yang meliputi kata tunggal, kata majemuk, dan idiom. Selanjutnya penulis menjelaskan bahwa  kosakata adalah perbendaharaan kata dalam berbagai bentuk, baik kata berimbuhan dan tidak berimbuhan yang memiliki arti tersendiri dari masing-masing kata.

Peserta didik memaknai bahwa kosakata harus dipelajari, dipahami dan dimengerti agar kosakata yag diperoleh dapat digunakan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku, tata cara menulis, membaca, dan pengucapannya. Penulis menjelaskan bahwa semakin banyak kosakata Bahasa Inggris dikuasai oleh siswa, maka akan semakin mudah pula Bahasa Inggris dipelajari dan dipahami dengan sebaik-baiknya. Penulis berpandangan bahwa sama halnya dengan siswa reguler, siswa berkebutuhan khusus berhak untuk memiliki keterampilan berbahasa Inggri khususnya bagi siswa tunanetra. Siswa Tunanetra yakni siswa yang memiliki ketajaman penglihatannya 20/200 ( kurang ), sehingga penglihatanya kurang baik meskipun telah memakai kacamata.

Penulis melaksanakan salah satu pembelajaran bahasa Inggris yang inpsiratif dalam meningkatkan kosa kata anak melalui bungkus snack makanan ringan. Peserta didik dapat memperoleh bungkus snack makanan ringan, kemudian dibaca sesuai teknik membaca huruf Braille untuk digunakan dalam permainan kosakata yang menarik dalam pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas XII SLB/A. Siswa membaca untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris dengan permainan scrabble braille. Penulis menjelaskan bahwa permainan scrabble braille adalah permainan menyusun huruf yang dimainkan dua sampai empat orang. Penulis menjelaskan tujuan permainan ini guna mengumpulkan poin dari kata yang telah disusun dengan demikian semakin banyak poin yang didapat maka semakin banyak pula kosakata yang dikuasai dari media bungkus snack makanan. Media Scrabble yang diperuntukkan untuk tunanetra harus dimodifikasi agar tunatera dapat bermain seperti siswa awas lainnya melalui media snack makanan yang jelas dan mudah di identifikasi siswa tunanetra.

Penulis menjelaskan tata cara permainan scrabble Braille dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris bagi siswa tunanetra melalui media bungkus snack makanan,yakni:
a). Menjelaskan kepada siswa tentang skor yang ada disetiap huruf dari media bungkus snack makanan yang digunakan dalam pembelajarann.
b). Menjelaskan point yang terdapat pada teknik scrabble,
c). Menjelaskan kata yang dianggap sah yakni kata yang ada pada bungkus snack makanan
d). Penulis menentukan pemain pertama dengan hompimpa.
e). Penulis menjelaskan permainan dimulai oleh siswa yang memenangkan ktiteria hompimpa,
f). Penulis meminta pemain kedua menyusun kata berdasarkan huruf dari kata yang telah disusun oleh pemain pertama, begitu juga seterusnya.

Penulis mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bungkus snack makanan memiliki kelebihan-kelebihan dan mudah dalam menggunakannya. Peserta didik diharapkan dapat memudahkan siswa tunanetra sebagai insan visual untuk belajar memahami makna kalimat. Dengan menggunakan media bungkus snack makanan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan memperluas kosakata ( vocabulary). Maka dari itu media permainan  bungkus snack makanan sangat penting dikembangkan di sekolah-sekolah agar siswa termotivasi belajarnya terutama dalam meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Inggris siswa kelas XII A di SLB Negeri Karanganyar  provinsi Jawa Tengah.