Oleh : Lilis Kusmawati, S.Pd
Guru MI Hidayatulloh Plus, Magersari, Mojokerto,
Jawa Timur

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas, diharapkan mampu mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Salah satu hal yang menjadi fokus utama dalam dunia pendidikan adalah meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik menunjukkan adanya pemahaman dan penguasaan materi yang optimal oleh siswa. Termasuk dalam muatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pembelajaran bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, memiliki kecintaan terhadap tanah air, serta memahami dan menghargai nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Sebagai mata pelajaran yang mengajarkan tentang kewarganegaraan, PKn memiliki peran strategis dalam mempersiapkan siswa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki pemahaman yang baik tentang identitas nasional, sejarah, dan peran mereka dalam masyarakat.

Dalam proses pembelajaran tematik tema 5 muatan Pkn di kelas VI MI Hidayatulloh Plus Kota Mojokerto, hasil belajar siswa belum mencapai tingkat yang diharapkan. hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran konvensional yang cenderung bersifat klasikal dan frontalis membuat beberapa siswa menjadi pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Rendahnya keterlibatan siswa ini dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran PKn. Selain itu, setiap siswa memiliki keunikan dan kemampuan berbeda dalam memahami materi pembelajaran. Tingginya heterogenitas kemampuan siswa dapat menyulitkan guru untuk menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.

Mengatasi masalah-masalah tersebut menjadi penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis sebagai guru kelas VI MI Hidayatulloh Plus mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan harapan agar dapat menjadi solusi yang efektif dan relevan untuk meningkatkan keterlibatan, pemahaman, dan hasil belajar siswa pada tematik tema 5 muatan PKn di kelas VI MI Hidayatulloh Plus Kota Mojokerto. Dengan penerapan model ini, diharapkan akan tercipta suasana pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan memotivasi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk meningkatkan keterlibatan siswa, kolaborasi, dan hasil belajar mereka. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1980-an. STAD bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memotivasi, dan memberdayakan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama. Pada model STAD, siswa dibagi ke dalam tim-tim kecil yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda. Setiap tim terdiri dari 4-5 anggota siswa. Proses pembentukan tim ini dapat dilakukan secara acak atau berdasarkan hasil tes atau evaluasi sebelumnya untuk menciptakan kelompok yang heterogen dalam hal kemampuan akademik (Slavin, 2015)

Berikut pelaksanaan pembelajaran tematik tema 5 muatan Pkn di kelas VI MI Hidayatulloh Plus. Pembelajaran diawali dengan siswa mendengarkan guru menyampaikan apersepsi, mengaitkan pembelajaran  dengan pembelajaran sebelumnya melalui pertanyaan: untuk menyebutkan profesi ayahnya masing-masing. “Dari beberapa profesi dari ayah teman-teman kalian, mana yang termasuk wirausaha?” Siswa memahami gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mendapat informasi dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Pada kegiatan inti, Siswa mengamati video tentang kerja keras berbuah kesuksesan. Guru mengarahkan siswa untuk membuat pertanyaan sesuai video pembelajaran. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Guru membenarkan jawaban siswa jika ada kesalahan. Siswa yang tidak ditunjuk mencari jawabannya sendiri. Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok kecil oleh guru secara heterogen. Siwa mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Siswa dipantau dan dibimbing dalam melaksanakan kegiatan diskusi. Siswa berkolaborasi dan berkomunikasi saling bertukar pendapat dengan teman satu kelompok dalam mengerjakan setiap kegiatan di LKPD.  Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKPD. Guru memberikan tes individu. Guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan tes individu. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan hasil kerja kelompok dan nilai anggota kelompok. Guru dan siswa membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran hari ini. Guru mengevalusi ketercapaian indikator dengan memberikan pertanyaan: “Bagaimana cara pengusaha mengembangkan usahanya?” “Apa saja sikap yang harus dimiliki pengusaha dalam mengembangkan usahanya?” “Berilah contoh petunjuk pengisian formulir!” “Apa saja bentuk kesalahan dalam pengisian formulir?” Siswa dan guru malakukan refleksi.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tematik tema 5 muatan PKn di kelas VI MI Hidayatulloh Plus Kota Mojokerto telah membawa dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang kolaboratif dan menyenangkan, di mana siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan saling membantu satu sama lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1) Penerapan model STAD meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif berpartisipasi, berdiskusi, dan saling membantu dalam kelompok belajar, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi. 2) Model STAD memfasilitasi kerja sama dan kolaborasi antar siswa. Melalui kerja sama dalam kelompok, siswa dapat belajar dari teman sekelasnya, saling melengkapi pemahaman, dan memperkuat keterampilan sosial mereka.3) Hasil belajar siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan model STAD. Peningkatan ini terlihat dari hasil evaluasi dan tes yang dilakukan, serta partisipasi aktif siswa dalam turnamen tim. 4) Model STAD dapat mengatasi masalah heterogenitas kemampuan siswa. Dengan membentuk kelompok-kelompok heterogen, siswa dengan kemampuan rendah dapat belajar dari siswa dengan kemampuan tinggi, dan sebaliknya.

Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi salah satu strategi yang efektif dan relevan dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran tematik tema 5 muatan PKn di kelas VI MI Hidayatulloh Plus Kota Mojokerto. Diharapkan penerapan model ini dapat terus dikembangkan dan diadopsi oleh sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.