Oleh : Umi Masitoh, S.Pd
Guru MI Darussalam Sinar Gading, Tabir Selatan, Merangin,
Jambi

Salah satu wujud keberhasilan seorang guru dalm pembelajaran yakni ketika peseta didik dapat mencapai nilai maksimal pada aspek pengetahuan (kognitif), dapat merubah perilaku peserta didik dari tidak baik menjadi baik (afektif), serta mapu menunjang perkembangan skil peserta didik (psikomotor). Ketiga aspek inilah menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran di kelas. Beberapa upaya dapat dilakukan seorang guru dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Salah satu unsur penentu tercapainya keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan atau pemilihanah metode atau model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang diajarkan. Tugas guru sekarang ini bukanlah ”mengajar”, tetapi ”membelajarkan peserta didik”. Itu berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik, dan bukan pada guru. Guru tidak lagi harus mendominasi kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah, sementara peserta didik hanya duduk manis mendengarkan.

Salah satu tantangan dalam proses pembelajaran adalah bagaimana menghadirkan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan efektif sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi perkembangbiakan tumbuhan di tingkat pendidikan dasar, khususnya pada peserta didik kelas IV  MI Darussalam Sinar Gading, Tabir Selatan, Merangin, Jambi sering kali dianggap sebagai topik yang kompleks dan sulit dipahami. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik serta menurunnya minat belajar terhadap materi tersebut. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang bermakna, penulis sebagai guru kelas IV MI Darussalam Sinar Gading menerapkan Model Problem Based Learning (PBL) menjadi metode pembelajaran yang menarik dan inovatif. PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, di mana peserta didik diberikan peran aktif dalam memecahkan masalah dunia nyata melalui diskusi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan refleksi.

Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan mampu mendorong peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Salah satu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan pembelajaran yang dipusatkan pada peserta didik melalui pemberian masalah dari dunia nyata di awal pembelajaran. Menurut Duch (1995) model PBL adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah dalam kehidupan. Penerapan model PBL ini muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mampu menggali kemampuan berpikir kritisnya apabila dilibatkan secara aktif untuk memecahkan suatu permasalahan kaitannya dengan mata pelajaran tematiki. Guru dapat membantu proses ini, dengan memberikan umpan balik kepada peserta didik untuk bekerjasama menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya dalam menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan (Setyawan, 2021)

Berikut adalah pelaksanaan  pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL) pada materi perkembangbiakan tumbuhan di kelas IV di MI Darussalam Sinar Gading. Langkah 1: Menyajikan Masalah. Guru memperkenalkan topik perkembangbiakan tumbuhan secara singkat dan mengajukan pertanyaan pembuka. Peserta didik bekerja dalam kelompok kecil dan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan tentang perkembangbiakan tumbuhan. Setiap kelompok memilih satu pertanyaan yang menarik dan kompleks untuk dijadikan sebagai masalah yang akan mereka pecahkan.

Langkah 2: Penyelidikan Awal. Guru memberikan panduan atau arahan untuk membantu peserta didik dalam melakukan penyelidikan awal terkait masalah yang dipilih oleh masing-masing kelompok. Peserta didik melakukan riset dengan mengakses buku-buku referensi, internet, atau sumber informasi lainnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka. Setiap kelompok mencatat temuan-temuan mereka dan menyusun ringkasan hasil penyelidikan. Langkah 3: Diskusi dan Kolaborasi. Setiap kelompok menyajikan hasil penyelidikan mereka kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi diskusi untuk memastikan pemahaman yang komprehensif tentang masalah tersebut. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya, memberikan masukan, dan saling berbagi pengetahuan untuk memperkaya pemahaman tentang perkembangbiakan tumbuhan. Guru memandu peserta didik untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama yang telah dipelajari dan menarik kesimpulan bersama.

Langkah 4: Presentasi Solusi. Setiap kelompok menyusun presentasi yang menjelaskan solusi atau jawaban atas masalah yang mereka pilih. Kelompok-kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil karyanya kepada seluruh kelas. Setelah setiap presentasi, kelas memberikan umpan balik dan pertanyaan untuk memastikan pemahaman yang lebih mendalam. Langkah 5: Refleksi dan Evaluasi. Guru memberikan penilaian formatif untuk mengukur pemahaman individu dan kelompok terhadap materi perkembangbiakan tumbuhan. Peserta didik dan guru bersama-sama merefleksikan proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal yang berhasil, dan menyusun langkah-langkah perbaikan untuk kegiatan PBL berikutnya. Jika ada konsep yang masih belum dipahami dengan baik, guru dapat menyediakan pembelajaran tambahan dan memberikan kesempatan untuk pemahaman yang lebih mendalam.

Selama proses pembelajaran dengan PBL, peserta didik menjadi lebih aktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi, bekerja secara kolaboratif dalam kelompok, dan lebih kreatif dalam menyajikan hasil pembelajaran mereka. Mereka tidak hanya memahami konsep perkembangbiakan tumbuhan secara lebih baik, tetapi juga mampu mengaitkannya dengan situasi dunia nyata. PBL telah membuka peluang bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman dan refleksi, sehingga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mandiri. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada materi perkembangbiakan tumbuhan di kelas IV MI Darussalam Sinar Gading telah mampu meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep dasar perkembangbiakan tumbuhan, menjelaskan proses-proses perkembangbiakan, dan mengidentifikasi berbagai strategi perkembangbiakan tumbuhan. Pembelajaran yang berbasis masalah telah membawa dampak positif pada hasil belajar peserta didik dan minat mereka terhadap materi perkembangbiakan tumbuhan.