Oleh : Mustar, S.Pd
Guru MIN 2 Muaro Jambi, Kumpeh Ulu, Muaro Jambi, Jambi

Pada tingkat pendidikan dasar, khususnya di kelas IV, materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengenai tumbuhan merupakan salah satu materi penting yang harus dipahami peserta didik. Tumbuhan sebagai bagian penting dari ekosistem memiliki peran yang vital dalam menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan kehidupan di bumi. Namun, pengajaran materi tumbuhan yang hanya berfokus pada penjelasan teoritis belaka tanpa keterlibatan aktif peserta didik dalam memecahkan masalah dapat menyebabkan rendahnya minat dan pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut. Di kelas IV di MIN 2 Muaro Jambi, terdapat permasalahan terkait hasil belajar IPA khususnya materi tumbuhan. Hasil belajar yang kurang memuaskan dapat tercermin dari rendahnya nilai peserta didik dalam ujian dan evaluasi berkala. Selain itu, minat peserta didik terhadap materi IPA juga terlihat menurun karena kurangnya keterlibatan aktif dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran konvensional yang masih dominan digunakan dalam kegiatan pembelajaran cenderung lebih berpusat pada guru dan memberikan penjelasan teoritis yang terkadang sulit dipahami oleh peserta didik. Model pembelajaran ini cenderung kurang menekankan pada penerapan pengetahuan dalam pemecahan masalah, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi tumbuhan pada peserta didik kelas IV MIN 2 Muaro Jambi. Salah satu alternatif yang perlu dieksplorasi penulis sebagai guru kelas IV MIN 2 Muaro Jambi adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Melalui PBL, diharapkan peserta didik akan lebih aktif, berpikir kritis, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan mampu mengaitkan konsep teoritis dengan situasi dunia nyata. Penerapan PBL diharapkan dapat meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik terhadap materi tumbuhan, sehingga hasil belajar peserta didik akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang berfokus pada pengalaman belajar aktif peserta didik melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata. Dalam PBL, peserta didik diberikan kesempatan untuk secara mandiri atau kelompok mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang relevan dengan materi pelajaran yang dipelajari (Thomas, 2000). PBL berbeda dengan metode pembelajaran konvensional yang lebih cenderung berpusat pada guru dan penjelasan teoritis. Dalam PBL, guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing, sedangkan peserta didik menjadi pelaku utama dalam proses pembelajaran. Mereka didorong untuk aktif berpartisipasi dalam mencari solusi untuk masalah yang kompleks dan membantu mengembangkan pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran.

Salah satu aspek penting dari PBL adalah penggunaan “scenarios” atau skenario masalah yang dirancang dengan baik untuk mencerminkan situasi dunia nyata. Skenario ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam konteks praktis, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi (Masek & Yamin, 2021). PBL juga mendorong kolaborasi dan interaksi sosial di antara peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik berkesempatan untuk berdiskusi, berdebat, dan bekerja sama dalam mencari solusi masalah. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial peserta didik tetapi juga memperkuat pemahaman mereka melalui perspektif dan sudut pandang yang berbeda.

Secara keseluruhan, PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan efektif, karena membantu peserta didik untuk menghubungkan pengetahuan akademis dengan dunia nyata dan meningkatkan keterampilan berpikir mereka. Dengan penerapan model PBL, diharapkan peserta didik dapat menjadi pembelajar yang lebih mandiri, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di kehidupan nyata.

Kegiatan inti pembelajaran IPA materi tumbuhan dengan model PBL di kelas IV di MIN 2 Muaro Jambi terdiri dari lima fase. Fase 1. Orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik. Guru menampilkan video permasalahan terkait materi tentang perkembangbiakan pada tumbuhan. Guru mengajak peserta didik untuk menjawab pertanyaan terkait permasalahan pada video. Guru meminta Peserta didik mengamati bunga yang telah dipersiapkan. Setelah peserta didik mengamati bunga, guru bertanya jawab dengan peserta didik terkait bagian-bagian bunga yang telah diamati. Peserta didik menyimak demonstrasi sederhana yang dilakukan oleh guru sebagai awal uji kerja peserta didik dalam menganalisa bagian-bagian bunga sempurna dan tidak sempurna.

Fase 2. Mengorganisasi peserta didik dalam belajar. Guru membagi peserta didik dalam 5 kelompok yang terdiri dari 6 anak. Guru menampilkan video pembelajaran terkait materi bagian bunga dan proses penyerbukan dilanjutkan dengan literasi dengan narasi Topik C.1 pada buku siswa hal. 19. Guru membagikan LKPD 1.3 untuk masing-masing kelompok dengan kegiatan menempelkan nama-nama bagian bunga pada gambar dengan benar. Fase 3. Membimbing penyelidikan. Peserta didik mendiskusikan permasalahan yang ada di LKPD bersama teman satu kelompoknya untuk menentukan bagian-bagian bunga sesuai ide mereka. Guru berkeliling membantu dan membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan.

Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik berdiskusi untuk menempelkan nama bagian bunga sesuai gambar dengan benar pada LKPD. Peserta didik menulis jawaban pada tabel tentang fungsi bagian-bagian bunga pada LKPD. Setiap kelompok melakukan presentasi sesuai dengan jawaban hasil diskusi. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang melakukan presentasi. Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang perkembangbiakan pada tumbuhan yaitu tentang proses penyerbukan. Guru memberikan penguatan materi kepada peserta didik. Peserta didik diminta mengerjakan LKP Mandiri soal evaluasi yang telah disediakan guru.

Berdasarkan pengalaman dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran IPA materi tumbuhan di kelas IV MIN 2 Muaro Jambi, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penerapan PBL berhasil meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik terhadap materi tumbuhan. Dengan berfokus pada pengalaman belajar aktif dan pemecahan masalah dunia nyata, peserta didik menjadi lebih antusias dalam pembelajaran dan lebih terlatih dalam berpikir kritis. Selain itu, kolaborasi dan interaksi sosial dalam PBL juga berdampak positif dalam mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Sebagai guru, penulis merasa senang dapat melihat perkembangan positif peserta didik dalam proses pembelajaran PBL. Namun, penulis menyadari bahwa perlu dilakukan evaluasi dan penyesuaian terus-menerus dalam penerapan PBL agar pembelajaran dapat berjalan lebih optimal.