Oleh : Heni Supriyatmi, S.Pd
Guru SDN 01 Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah

Pendidikan karakter merupakan salah satu aspek penting dalam membentuk kepribadian dan moral peserta didik. Di tengah perkembangan zaman yang terus berubah, diperlukan upaya untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki integritas, kejujuran, dan nilai-nilai luhur yang kuat. Dalam konteks ini, pendidikan pancasila menjadi salah satu pilar utama untuk membentuk karakter bangsa yang kokoh dan mencerminkan identitas kebangsaan Indonesia. Artikel ini akan membahas tentang pelaksanaan internalisasi pendidikan karakter pada anak usia dini, khususnya di kelas IV SDN 01 Jatiyoso, Karanganyar. Pembelajaran pendidikan pancasila berbasis kearifan lokal di sekolah dasar menjadi pendekatan yang relevan dan efektif dalam menghadirkan nilai-nilai luhur dan norma-norma sosial dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pendidikan pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan ideologi yang memandu peradaban bangsa. Nilai-nilai pancasila seperti gotong royong, persatuan, kerja sama, dan toleransi menjadi pondasi kuat bagi pembentukan karakter yang baik. Namun, untuk membuat pendidikan pancasila lebih relevan dan dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik, integrasi dengan kearifan lokal menjadi langkah strategis.

Kearifan lokal merujuk pada nilai-nilai dan tradisi yang berakar pada budaya setempat. Dengan memadukan pendidikan pancasila dan kearifan lokal, peserta didik akan lebih mudah memahami dan meresapi nilai-nilai tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka. Melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lokal, anak-anak akan mengenal lebih dalam tentang adat istiadat, bahasa, seni, dan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat di sekitar mereka.

Internalisasi nilai-nilai pancasila dan kearifan lokal dalam pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar juga akan membantu menciptakan rasa cinta dan bangga terhadap budaya dan identitas bangsa. Seiring dengan itu, interaksi antarpeserta didik akan lebih harmonis karena mereka memiliki pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan budaya dan latar belakang. Selain itu, pembelajaran pendidikan pancasila berbasis kearifan lokal akan menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan alam sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai lingkungan yang terdapat dalam kearifan lokal, di mana anak-anak diajarkan untuk menghargai alam dan menjaga kelestariannya.

Terdapat tiga metode yang diimplementasikan penulis sebagai guru kelas IV SDN 01 Jatiyoso dalam proses internalisasi nilai-nilai Pancasila. 1) Pengenalan nilai-nilai Pancasila secara konkret. peserta didik diperkenalkan dengan nilai-nilai pancasila secara konkret melalui cerita-cerita atau dongeng yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai kehidupan. Cerita-cerita tersebut dapat diambil dari kearifan lokal dan budaya daerah, sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami dan meresapi makna dari setiap nilai. 2) Penerapan gotong royong dalam kegiatan kelas. Gotong royong adalah salah satu nilai pancasila yang penting. Peserta didik diajak untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok atau proyek kelas yang melibatkan partisipasi aktif dari setiap anggota. Dengan demikian, peserta didik akan belajar tentang pentingnya bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. 3) Diskusi dan refleksi. Diskusi kelompok atau sesi refleksi diadakan untuk membahas nilai-nilai pancasila dan kearifan lokal yang telah dipelajari. Melalui diskusi, peserta didik dapat berbagi pengalaman dan pemahaman mereka tentang penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut pelaksanaan internalisasi pendidikan karakter melalui pembelajaran pendidikan pancasila berbasis kearifan lokal di kelas IV SDN 01 Jatiyoso. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru memberikan pengantar mengenai pentingnya nilai gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Guru memperkenalkan cerita rakyat lokal yang berjudul “Banyu Sumur dan Sembilan Saudara” Guru menampilkan video cerita rakyat lokal melalui layar LCD proyektor. Peserta didik menyimak dengan seksama. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil tentang nilai-nilai gotong royong yang terdapat dalam cerita rakyat tersebut. Setiap kelompok menyajikan temuan mereka kepada seluruh kelas. Guru menekankan nilai-nilai gotong royong yang terkandung dalam cerita tersebut. Guru memberikan tugas atau proyek kelompok yang menuntut kerja sama dan gotong royong. Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas tersebut. Setiap kelompok menyajikan hasil pekerjaan mereka kepada seluruh kelas. Guru memberikan umpan balik positif dan mengaitkan hasil pekerjaan dengan nilai-nilai gotong royong yang telah dipelajari. Guru dan peserta didik melakukan refleksi bersama mengenai pembelajaran tersebut. Peserta didik diminta untuk menyimpulkan pentingnya nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari mereka. Guru memberikan penutup dengan menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya atau berpendapat mengenai pembelajaran tersebut.

Pendidikan karakter yang dilandasi oleh nilai-nilai pancasila dan kearifan lokal membuka peluang bagi peserta didik untuk memahami, menginternalisasi, dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran yang relevan dan menarik akan menginspirasi dan membimbing mereka dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan identitas budaya Indonesia. Melalui pendekatan yang berbasis kearifan lokal, peserta didik menjadi lebih mengenal dan menghargai budaya setempat serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang tradisi, norma, dan nilai-nilai yang menjadi bagian dari warisan leluhur. Dengan memadukan pendidikan pancasila dan kearifan lokal, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik, sehingga internalisasi nilai-nilai karakter dapat berlangsung secara lebih efektif.

Pendidikan karakter melalui pembelajaran pendidikan pancasila berbasis kearifan lokal di kelas IV Sekolah Dasar adalah langkah yang tepat dan strategis dalam membentuk generasi muda Indonesia yang unggul, berbudaya, dan berakhlak mulia. Integrasi nilai-nilai pancasila dan kearifan lokal akan membantu peserta didik untuk memahami dan menghayati makna dari setiap nilai yang diajarkan. Dalam proses pembelajaran, pendidik memiliki peranan penting sebagai fasilitator dan contoh teladan bagi peserta didik. Dukungan dari pihak sekolah, orangtua, dan lingkungan sekitar juga menjadi kunci kesuksesan dalam internalisasi pendidikan karakter ini. Penting untuk selalu mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal dalam pendekatan pembelajaran, agar peserta didik dapat lebih menghargai dan mencintai budaya bangsanya sendiri. Dengan demikian, pendidikan karakter akan menjadi landasan kuat bagi perkembangan pribadi yang berkualitas, beretika, dan berintegritas, sehingga generasi muda siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan turut berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.