Oleh : Supriyanto, S.Si.
Mengajar IPA Kelas IX SMP N 10 Kota Surakarta, Jawa Tengah

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis yang bertujuan untuk membekali manusia dengan sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya (Wahid, 2017).

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar diperoleh hasil yang diharapkan. Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah dengan mengembangkan kurikulum. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah merupakan proses yang rumit karena tidak hanya memperoleh informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Salah satu tindakan yang harus dilakukan guru adalah mengkondisikan kegiatan pembelajaran secara efektif. Kondisi pembelajaran efektif tersebut adalah kondisi pembelajaran yang diciptakan oleh guru sebagai perancang pembelajaran yang memberikan peluang besar bagi siswa untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Menurut Sudjana (2020), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil kegiatan belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku ke arah positif yang relatif permanen pada orang yang belajar. Dalam kaitan ini, seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika mampu menunjukkan perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut meliputi dalam hal kemampuan berpikir, keterampilan, atau sikap terhadap suatu objek.

Menyikapi hal tersebut di atas, maka diterapkan metode Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA pada mata pelajaran IPA siswa kelas IX SMP N 10 Kota Surakarta untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep, makna, dan hubungan, melalui proses intuitif hingga akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahuinya dan terus mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasikan atau mengkonstruksi apa yang diketahui dan dipahaminya dalam bentuk final (Hamdan, 2016).

Dalam penerapan metode Discovery Learning di kelas IX SMP N 10 Kota Surakarta terdapat beberapa prosedur yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan): Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, maka lanjutkan dengan tidak memberikan generalisasi, sehingga timbul keinginan untuk menyelidiki diri sendiri. Selain itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, menyarankan buku bacaan, dan kegiatan pembelajaran lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa untuk bereksplorasi; 2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah): Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang relevan dengan materi pelajaran, kemudian memilih salah satu masalah dan merumuskannya. dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapinya merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar terbiasa menemukan masalah; 3) Pengumpulan data: Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, mewawancarai informan, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya, sehingga siswa secara tidak sengaja menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimilikinya; 4) Pemrosesan data (data processing); Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, kemudian diinterpretasikan. Semua informasi dari bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu dan diinterpretasikan pada tingkat kepercayaan tertentu. Pengolahan data disebut juga koding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan memperoleh pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu dibuktikan secara logis; 5) Verifikasi (pembuktian): Pada tahap ini siswa menelaah secara seksama untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, kaidah atau pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka temui dalam kehidupan mereka. Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi, atau informasi yang tersedia, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan tadi kemudian diperiksa, apakah sudah terjawab atau belum, apakah sudah terbukti atau belum; 6) Generalisasi (penarikan kesimpulan/generalisasi): Tahap generalisasi adalah proses penarikan kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Penggunaan model Discovery Learning yang merupakan bagian dari pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Leaning), terbukti bahwa siswa kelas IX aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, serta bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Discovery Learning pada Pembelajaran IPA dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX SMP N 10 Kota Surakarta.