Oleh : Dwijo Cahyono, SE
Guru MI Ar Risalah, Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar,
Jawa Tengah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar (SD). Tujuan utama IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Belajar IPS dapat mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, sehingga IPS dapat mengembangkan segala potensi yang ada pada diri peserta didik. IPS juga membantu dalam menyiapkan peserta didik untuk masuk ke dalam kehidupan sosial (Dewi & Rohmanurmeta, 2019) Demi terwujudnya tujuan tersebut, pembelajaran IPS harus dilaksanakan dengan baik. Salah satu komponen dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS adalah metode pembelajaran. metode pembelajaran IPS harus sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran juga harus mengajak peserta didik berperan aktif dalam pembelajajaran, agar pembelajaran lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai dengan baik.
Dalam proses pembelajaran, terkadang peserta didik kelas V MI Ar Risalah, Wonorejo, Jatiyoso merasa bosan, baik karena materi maupun cara mengajar guru yang monoton. Untuk itu diperlukan beberapa upaya agar perhatian peserta didik dapat terfokus pada materi yang diajarkan guru. Begitu juga lingkungan kelas yang kondusif dan menyenangkan, akan dapat mendorong, membangkitkan semangat, kreativitas peserta didik dan hasil belajar. Dengan demikian, efektivitas dan optimalisasi kegiatan belajar mengajar dapat mencapai indikator hasil belajar yang memuaskan.
Pembelajaran aktif merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang mengajak peserta didik berperan serta dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah metode pengajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran (Warsono & Hariyanto, 2013: 12) Peserta didik dituntut agar berperan secara aktif dalam pembelajaran. Aktivitas peserta didik diharapkan lebih mendominasi agar pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Salah satu metode dalam pembelajaran aktif yang digunakan penulis sebagai guru kelas V Ar Risalah yaitu Group to Group Exchange (GGE) atau pertukaran kelompok dengan kelompok. Setiap kelompok “mengajarkan” kepada peserta didik lain apa yang ia pelajari (Silberman, 2013)
Metode ini mengajak peserta didik untuk berdiskusi di kelompoknya sendiri, kemudian dilanjutkan presentasi kelompok dengan kelompok lain dan saling bertukar pendapat atas materi yang mereka dapatkan. Melalui cara berdiskusi dan pengelompokan yang beragam tersebut akan melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri tentang materi IPS yang dipelajari dan melatih peserta didik untuk bersosialisasi dengan teman serta saling membantu satu sama lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Schiller Pam dan Bryant Tamera yang menyatakan bahwa kepedulian terhadap sesama merupakan upaya mengenali pribadi orang lain dan keinginan membantu orang lain yang sedang dalam keadaan susah (Schiller dan Bryant, 2012). Kegiatan yang dilakukan dalam metode GGE tersebut dapat melatih peserta didik membiasakan peduli terhadap teman. Jika ada teman yang kesulitan bisa dibantu oleh teman lain. Karena pada dasaranya metode ini adalah melatih peserta didik dalam menggali informasi di kelompok lain secara berkelompok.
Pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan RI di kelas V MI Ar Risalah dengan menggunakan metode GGE diawali dengan kegiatan guru melakukan apersepsi terkait materi yang akan dipelajari. Guru bertanya “Apakah kalian sering mengikuti peringatan proklamasi kemerdekaan RI?”, “Apa saja kegiatan yang dilakukan saat memperingati kemerdekaan?”
Kegiatan inti. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat. Guru menentukan beberapa tugas atau topik yang akan dibagikan kepada peserta didik. Peserta didik dibentuk menjadi 4 kelompok dengan cara berhitung. Banyaknya kelompok sesuai dengan banyaknya topik yang akan dibagikan. Setiap kelompok menerima topik yang berbeda-beda dengan kelompok lain. Kelompok 1 membahas tentang “Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu”, Kelompok 2 membahas tentang “Peritiwa Rengasdengklok”, Kelompok 3 membahas tentang “Perumusan Teks Proklamasi”, Kelompok 4 membahas tentang “Detik- Detik Proklamasi”. Tiap kelompok diminta berdiskusi untuk membuat ringkasan tentang topik yang telah diterima. Menentukan juru bicara masing-masing kelompok secara sukarela untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Juru bicara melakukan presentasi di depan kelas. Sementara kelompok lain memperhatikan informasi yang dipresentasikan. Kelompok lain selain kelompok presenter diberikan kesempatan untuk bertanya tentang topik yang dipresentasikan. Kelompok presenter memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Peserta didik bersama guru melakukan pembahasan jalannya presentasi dan membahas materi atau topik yang telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup, Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab terkait materi yang belum paham. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran dan melakukan refleksi.
Berdasarkan hasil observasi, penggunaan metode GGE pada pembelajaran IPS di kelas V MI Ar Risalah dapat membuatn peserta didik belajar lebih aktif serta melatih tanggung jawab dan kepemimpinan pada diri peserta didik, peserta didik juga termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu, peserta didik memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa melalui metode GGE peserta didik mampu berinteraksi secara terbuka, berdialog, dan intreaktif dibawah bimbingan guru dan tutor sebaya, sehingga peserta didik termotivasi untuk menguasai bahan ajar yang disajikan.