Oleh : Dwi Susilowati, S.Pd
Guru MI Istiqomah Sambas Purbalingga, Jawa Tengah

Guru memegang peran sentral dalam mewujudkan keberhasilan pembelajaran. Sebagai manajer pembelajaran di kelas guru berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus merancang perangkat pembelajaran yang efektif dan efisien dalam menunjang hasil belajar peserta didik. Dalam merancang perangkat pembelajaran, guru harus memperhatikan tahap perkembangan peserta didik. Penggunaan strategi dan metode pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik peserta didik. Peserta didik bukan hanya sebagai objek pembelajaran, tetapi juga sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang tepat juga perlu diperhatikan. Dengan begitu, peserta didik akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Pada kenyataannya, hasil belajar peserta didik kelas IVA MI Istiqomah Sambas Purbalingga pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang masih rendah. Rendahnya hasil belajar peserta didik ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, penggunaan strategi dan metode yang digunakan guru kurang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik. Kedua, guru tidak menggunakan benda-benda konkret yang ada di sekitar peserta didik sebagai media pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Menurut Piaget, anak usia sekolah dasar berada pada periode operasional konkret (Pitadjeng, 2006: 27). Pada periode ini, kemampuan berpikir anak terbatas pada benda-benda konkret. Anak masih membutuhkan bantuan memanipulasi obyek-obyek konkret untuk berpikir secara abstrak. Suatu konsep akan dipahami dengan baik oleh anak apabila direpresentasikan melalui benda-benda konkret ataupun pengalaman langsung. Ketiga, peserta didik menganggap bahwa matematika itu sulit. Sebagai akibatnya, minat peserta didik untuk belajar matematika menjadi rendah. Selain itu, minat peserta didik rendah dikarenakan penyampaian materi pembelajaran oleh guru kurang menarik. Guru kurang melakukan inovasi dalam membelajarkan matematika. Guru cenderung ceramah dan memberikan latihan soal. Guru kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran untuk menarik minat dan perhatian peserta didik.

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, media pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk menunjang hasil belajar peserta didik. Media benda konkrit menjadi solusi penulis sebagai guru kelas IVA MI Istiqomah untuk membelajarkan materi bangun ruang. Media Benda konkret merupakan suatu alat/benda-benda yang ada di lingkungan sekitar, mudah diperoleh, tidak berbahaya, berwarna serta ditampilkan dalam bentuk menarik dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Rayandra Asyhar (2012:54) menyatakan bahwa “Benda nyata adalah benda yang dapat dilihat, didengar atau dialami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman langsung kepada mereka”. Wati (2016:25) menyatakan “Benda nyata merupakan benda yang dapat dilihat, didengar, atau melahirkan pengalaman bagi peserta didik. Tujuan dari ditampilkannya benda nyata tersebut untuk memberikan pengalaman langsung kepada para peserta didik”.

Penggunaan media pembelajaran yang menarik akan merangsang minat dan perhatian peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran bangun ruang (Ananda, 2022) Selain itu, penggunaan media ini akan membantu peserta didik dalam memahami konsep dasar matematika. Apabila konsep dasar sudah dipahami, pastinya akan membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berikut pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IVA MI Istiqomah dengan menggunakan media benda konkrit.

Pertemuan ke-1. Peserta didik memperhatikan model bangun ruang yang dibawa guru. Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai unsur-unsur bangun ruang yaitu sisi, rusuk, dan titik sudut. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok memperoleh satu model bangun ruang dan LKPD. Masing-masing kelompok mengidentifikasi sifat-sifat bangun tersebut melalui pengamatan terhadap media yang diperoleh. Setelah mengidentifikasi, masing-masing kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam LKPD. Peserta didik mencatat hasil diskusi pada LKPD. Secara berurutan model bangun ruang ditukar dengan kelompok lain sampai semua pertanyaan LKPD terjawab. Peserta didik dan guru membahas hasil diskusi. Guru menambahkan jawaban peserta didik yang masih kurang lengkap. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum jelas. Guru meluruskan kesalahan pemahaman. Guru memberikan penguatan. Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu.

Pertemuan ke-2. Peserta didik memperhatikan media bangun ruang yang dibawa guru. Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai unsurunsur bangun datar yang menyusun bangun kubus dan balok. Guru membimbing peserta didik untuk mendefinisikan jaring-jaring kubus dan balok. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok. Guru memberikan LKPD. Masing-masing kelompok berdiskusi mengerjakan LKPD tentang jaring-jaring kubus dan balok. Peserta didik mencatat hasil diskusi pada LKPD. Peserta didik membuktikan kebenaran jawabannya menggunakan media jaring-jaring yang telah disiapkan di depan kelas. Guru menambahkan jawaban peserta didik yang kurang lengkap dan tepat. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum jelas. Guru meluruskan kesalahan pemahaman apabila. Guru memberikan penguatan. Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu.

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media benda konkrit dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas IVA MI Istiqomah pada materi konsep bangun ruang. Penggunaan media benda konkrit dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik memvisualisasikan dan memahami konsep bangun ruang dengan lebih baik. Pembelajaran dengan media benda konkrit juga dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, memungkinkan mereka untuk memegang, memanipulasi, dan mengamati bangun ruang secara konkret. Hal ini membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-sifat dan hubungan antara bangun ruang, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata. Dengan demikian, penggunaan media benda konkrit dalam pembelajaran matematika dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Diharapkan penelitian dan implementasi pembelajaran ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi guru-guru dan pihak terkait dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan interaktif.